Lihat ke Halaman Asli

Potensi Ikan Pindang di Indonesia

Diperbarui: 11 Februari 2016   16:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bisnis perikanan di Indonesia yang semakin banyak diminati oleh pelaku bisnis diperkirakan akan menjadi primadona dalam bisnis penyediaan bahan pangan. Hal tersebut dikarenakan semakin banyak masyarakat yang membutuhkan ikan untuk dikonsumsi seiring dengan digencarkannya program gemar makan ikan, dimana dengan makan ikan memang sangat menguntungkan bagi kesehatan.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pemasaran dan Pengolahan Hasil Perikanan (P2HP), kebutuhan ikan nasional di semester kedua tahun 2015 mencapai 38 kg perkapita. Bahkan di tahun 2016, KKP menargetkan tingkat konsumsi ikan nasional mencapai 40,9 kg perkapita. Indonesia diuntungkan dengan laut yang mencapai 2/3 luas wilayah negeri ini dan ketersediaan lahan yang mencukupi dalam mengembangkan budidaya ikan air tawar. Saat ni, Indonesia memiliki potensi lahan budidaya laut 8,36 juta hektare, budidaya air payau 1,3 juta hektare dan budidaya air tawar 2,2 juta hektare. Dengan memperbanyak akuakultur, Indonesia bisa memberikan kesempatan pada biota laut untuk berkembang biak untuk beberapa waktu.

Meskipun ikan menjadi komoditi primadona namun ikan cepat mengalami proses pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Sehingga dengan sifat ikan yang mudah rusak maka perlu adanya pengolahan lebih lanjut untuk mempertahankan daya simpan ikan. Salah satu cara mudah untuk mempertahankan daya simpan ikan adalah dengan pemindangan. Pemindangan merupakan salah satu olahan tradisional ikan yang sangat populer di Indonesia.

Pemindangan ikan adalah hasil olahan ikan dengan cara kombinasi perebusan/pemasakan dan penggaraman. Pindang mempunyai penampakan, citarasa, tekstur dan keawetan yang khas dan bervariasi sesuai dengan jenis ikan, kadar garam, dan lama perebusan. Jenis-jenis ikan yang umum diolah dengan cara pemindangan cakalang, tongkol, kembung, bandeng, cucut, bawal, layang, tanjan, tawes, gurami, dan lain-lain.jenis ikan pelagis seperti layang, selar, japu, tembang, lemuru, kembung, tuna, dan lain-lain. Selain itu juga jenis ikan lain seperti cucut dan petek di beberapa tempat.

Ikan yang digunakan sebagai bahan baku ikan pindang sebaiknya ikan yang masih segar. Ikan pindang yang dihasilkan dari ikan yang kurang segar mempunyai penampakan jelek (karena daging hancur selama perebusan) dan rasa yang terlalu asin (karena penetrasi garam akan berlangsung lebih cepat).

Ada dua macam pemindangan yaitu pemindangan naya dan paso. Meskipun ikan sudah dipindang tapi tidak serta merta membuat ikan bisa tahan terlalu lama. Karena dalam proses pemindangan, tidak dicampur dengan bahan pengawet apapun agar ikan bisa dikonsumsi dengan baik. Pindang naya hanya tahan kira-kira 3-4 hari, sedangkan pindang paso hanya tahan kira-kira 6-7 hari.

Produsen terbesar pindang ikan (68,43 persen) adalah di Jawa; 15,34 persen di Sumatera; 12,25 persen di Bali dan Nusa Tenggara; 3,39 persen di Sulawesi, dan 0,04 persen di Kalimantan. Beberapa contoh pindang yang cukup terkenal adalah pindang pekalongan, pindang kudus, pindang juwana, pindang tuban, dan pindang muncar.

Dari tahun ke tahun produksi ikan pindang selalu meningkat, seperti produksi ikan pindang di Kabupaten Bogor mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data dari Dinas Perikanan dan Pertenakan (Disnakan) Kabupaten Bogor, produk olahan ikan pindang mencapai 3.643,56 ton pada tahun 2013. Pada 2015 meningkat menjadi 10.334,44 ton atau mengalami peningkatan sekitar 11,9 persen pertahun. Begitu juga value added (olahan berbahan baku ikan) mengalami peningkatan sebesar 107,1 persen.

Oleh karena itu, potensi ikan pindang perlu digali lagi agar bisa menjadi komoditi unggulan di dalam negeri dan luar negeri. Selain itu, produksi ikan pindang akan menyerap tenaga kerja warga sekitar seperti yang ada di Lamongan, Jawa Timur. Salah satu Poklahsar Layang Karya di Lamongan mampu menyerap 50 tenaga kerja dalam usaha pemindangan tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline