Lihat ke Halaman Asli

Media Berbagi

mahasiswa

Tak Lagi Sama

Diperbarui: 1 Desember 2024   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana setelah hujan di Jungle camp (Sumber: Koleksi Pribadi)

Puisi ini lahir dari pertemuan tak terduga dengan seseorang yang pernah hadir dalam kehidupan penulis di masa lalu. Perasaan yang sempat tertidur kini terbangun kembali, membawa keraguan dan nostalgia yang membingungkan. Puisi ini menggambarkan perasaan penulis yang terperangkap di antara kenangan akan hubungan yang belum sepenuhnya terselesaikan dan kenyataan bahwa perasaan itu mungkin tidak pernah terbalas. Latar belakang puisi ini mencerminkan ketegangan batin antara keinginan untuk tetap berada dalam pertemuan itu, namun juga takut akan penolakan yang mungkin datang. Melalui hujan, malam yang gelap, dan ketegangan dalam diri, penulis menggali kedalaman perasaan yang tulus namun penuh keraguan, antara keinginan untuk membuka diri dan ketakutan akan kenyataan yang tidak sesuai harapan.

Berikut Puisinya: 

Berbeda 

Waktu mempertemukan tanpa berbisik dahulu. 

Seakan kejutan manis yang selalu ku impikan

Terkejut, membatin pada rintik hujan, kita pulang saja.

Ku dibawa takdir untuk mendengar kembali khas tuturnya yang sulit kulupa

Ku sembunyi pada gelap malam yang di bawa oleh hujan yang tidak begitu deras. 

Seakan merestui perjumpaanku dengannya.

Aku begitu berpura-pura gelisah 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline