Yogyakarta, 01 Juni 2024 - Sejumlah mahasiswa dari berbagai daerah di Indonesia yang tergabung dalam program Pertukaran Merdeka (PMM), mahasisswa yang hadir berjumlah 19 orang, dan dosen modul nusantara juga turut mendampingi yakni bapak Trisna Sukmayadi, M.Pd. dan LO kelompok dua (Adhinata Prabaswara) mengadakan kunjungan mendalam ke Museum Soeharto di Yogyakarta. Museum ini merupakan tempat yang mengabadikan perjalanan sejarah kepresidenan kedua Indonesia, Soeharto, yang memerintah dari tahun 1967 hingga 1998.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen bersejarah bagi para mahasiswa, tetapi juga menjadi kesempatan untuk memperdalam pemahaman mereka tentang sejarah politik Indonesia. Mereka diberikan kesempatan langka untuk melihat secara langsung koleksi pribadi Soeharto, rumah, juga termasuk foto-foto, artefak, dan benda-benda bersejarah lainnya yang menjadi saksi bisu masa pemerintahannya.
"Kami sangat terkesan dengan keberadaan di sini dan kami memperoleh informasi yang cukup banyak dari koleksi Soeharto," kata Yunda dari Aceh, salah satu mahasiswa yang mengikuti kunjungan ini. "Ini memberi kami pandangan yang berbeda tentang sejarah politik Indonesia dan perkembangannya."Tambahnya
Selama kunjungan, para mahasiswa diajak untuk mendengarkan narasi dari pengelola museum tentang berbagai peristiwa penting yang terjadi selama masa kepresidenan Soeharto. Mereka juga memiliki kesempatan untuk bertanya langsung kepada pemandu tentang kontroversi dan tantangan yang dihadapi oleh Soeharto selama masa pemerintahannya.
"Kunjungan ini sangat mengesankan bagi kami karena kami dapat melihat langsung bagaimana sejarah itu dijalani oleh Soeharto," tambah Yakesi dari Sumatra Utara, yang juga turut serta dalam kunjungan tersebut.
Program kunjungan ke Museum Soeharto merupakan bagian dari upaya untuk memperluas pengetahuan dan pemahaman mahasiswa Indonesia tentang sejarah politik dan sosial.
Para mahasiswa berharap bahwa kunjungan mereka tidak hanya meningkatkan pengetahuan mereka tentang sejarah Indonesia, tetapi juga memberi inspirasi bagi generasi muda untuk menghargai nilai-nilai sejarah dan memperkuat rasa cinta terhadap budaya Indonesia. Mereka berencana untuk membagikan pengalaman mereka dengan teman-teman sebaya mereka sebagai upaya untuk mempromosikan pemahaman yang lebih dalam tentang warisan budaya dan sejarah negara mereka.
"Tidak mengenal sejarah adalah seperti berlayar tanpa kompas, kita butuh memahaminya untuk menavigasi masa depan dengan bijak."
Reporter: Mustikawati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H