Lihat ke Halaman Asli

Mustika Ayu Rusanty

Mahasiswi Hubungan Internasional Universitas Darussalam Gontor

Bagaimanakah Sifat Seorang Diplomat Muslim Itu?

Diperbarui: 19 Oktober 2019   10:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Karakteristik seorang Diplomat Muslim:

Jujur, "Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama dengan orang-orang yang benar (at-Taubah: 119)". Sebagai seorang diplomat hendaklah untuk bersikap jujur karena dalam setiap hubungan akan dimulai dari kepercayaan. 

Sehingga dalam berdiplomasi haruslah jujur dalam setiap perkataan dan perbuatan. Karena dari sikap jujur maka akan terbentuk sebuah perjanjian dan harus untuk di tepati, dari sinilah terbentuk sebuah kepercayaan.

Menjalin Hubungan, "Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaiki hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah supaya kamu mendapat rahmat (al-Hujurat: 10)". Kita sebagai umat muslim diwajibkan untuk menjaga tali silaturrahmi, ukhuwah dan Allah tidak menyukai orang yang memutus hubungan sehingga menjadi terpecah belah umat Allah. 

Dalam berdiplomasi, sebelum membangun sebuah kepercayaan haruslah kita memperbaiki hubungan terlebih dahulu. Sebuah negara akan semakin erat hubungannya apabila mereka tetap menjalin hubungan, begitu pula dengan manusia, manusia merupakan makhluk sosial sehingga manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

Bermusyawarah, "Berkata dia (Balqis): hai para pembesar berilah aku pertimbangan dalam urusanku (ini) aku tidak pernah memutuskan sesuatu persoalan sebelum kamu berada dalam majelis(ku) (an-Naml: 32)". Dalam menyelesaikan segala suatu permasalahan, Rasulullah selalu membentuk suatu majelis untuk bermusyawarah, seperti perjanjian Hudaibiyah yang melalui beberapa perundingan. Apapun masalah yang kita hadapi apabila diselesaikan dengan musyawarah maka masalah akan dapat diselesaikan dengan baik.

Tidak Melakukan Tipu Daya, "Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina (as-Saffat: 98)". Ayat tersebut menjelaskan tentang kaum Ibrahim yang membuat rencana buruk untuk membinasakan Nabi Ibrahim. 

Namun, Allah menggagalkan rencana tersebut meskipun itu menjadikan api yang seharusnya panas menjadi dingin demi keselamatan nabi Ibrahim. Maka, seorang diplomat yang baik tidak akan bertindak dengan tipu daya yang hanya menguntungkan dari satu pihak saja.

Tunduk Pada Hukum, "Apabila dikatakan kepada mereka: Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu (an-Nisa: 61)". 

Seorang diplomat yang baik selalu tunduk pada hukum dimanapun ia berada. Meskipun ia berada di negara lain, ia akan menaati segala peraturan yang ada di negara tersebut sehingga negara itu akan mempercayainya dan membangun citra yang baik bagi negara asalnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline