Lihat ke Halaman Asli

Pagi

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pagi yang begitu muram,

mendung menggelayuti matanya.

Apa hanya kesedihanku terbawa angin

lalu mengumpul di awan-awannya?

Angin menyusuri rambut anak awan

Masih begini pagi tapi gerimis.

Di bumi di langit kenapa penuh tangis?

Kemana pergi mata matahari?

yang sekali tatap bisa mengeringkan sampai mati.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline