Lihat ke Halaman Asli

Mustika Andini

Tenaga pendidik sekaligus peserta didik.

KKN Tematik Covid-19 UPI Wujudkan Belajar Aktif dan Kreatif di Masa Pandemi

Diperbarui: 25 Juni 2020   12:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Badan Kesehatan Dunia (WHO) secara resmi telah menyatakan COVID-19 sebagai pandemi. Per tanggal 23 Juni 2020 di seluruh dunia mencapai 9 juta kasus yang terkonfirmasi dan sekitar 400 ribu kasus meninggal dunia akibat pandemi COVID-19. Di Indonesia, kasus COVID-19 pertama kali diumumkan pada tanggal 2 Maret 2020 dan kian hari semakin bertambah dengan peningkatan jumlah kasus yang signifikan.

Kendati telah diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), sebagian masyarakat di Indonesia belum cukup menyadari dan memahami bahaya COVID-19 ini. Maka dari itu, kesadaran akan pentingnya menjaga diri dan orang lain serta saling mengedukasi terkait pandemi COVID-19 dirasa perlu untuk dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanganan COVID-19 di masyarakat.

Universitas Pendidikan Indonesia menjadi salah satu institusi yang tetap menyelenggarakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di masa pandemi COVID-19. Dengan tema edukasi COVID-19, kegiatan ini menjadi salah satu bentuk kontribusi UPI dalam upaya pencegahan dan penanganan COVID-19. Kegiatan bernama KKN Tematik Pencegahan COVID-19 Untuk Mewujudkan Merdeka Belajar (KKN Tematik COVID-19 MMB) ini telah resmi diluncurkan pada tanggal 13 Mei 2020 dan telah dilaksanakan sejak tanggal 17 Mei 2020 s.d. 17 Juni 2020.

Dengan diselenggarakan secara daring dan tetap mematuhi protokoler kesehatan, Rektor Universitas Pendidikan Indonesia mengimbau agar mahasiswa tetap berkegiatan di rumah, tidak sekalipun keluar rumah dan melakukan kontak langsung dengan masyarakat.

Pelaksanaan KKN Tematik COVID-19 MMB terdiri dari program wajib pendataan dan program pilihan terkait edukasi kepada tenaga pendidik maupun peserta didik dan/atau edukasi kepada masyarakat. Kegiatan-kegiatan yang dapat dipilih oleh mahasiswa memicu setiap individu untuk dapat belajar aktif dan kreatif. Biasa disebut dengan istilah out of the box, mahasiswa banyak memunculkan ide dan melakukan hal-hal yang tidak biasa mereka lakukan.

Dimulai dari hal yang paling mendasar, yakni pada cara berkomunikasi. Ada di antaranya yang tidak terbiasa untuk berkomunikasi dengan orang banyak, dan kali ini dituntut harus dapat menjalin komunikasi dengan baik. Alhasil, mereka menjadi pribadi yang harus mau belajar aktif dan melawan kebiasaannya sebagai orang yang pasif.

Komunikasi secara daring tidak semudah berkomunikasi secara langsung. Salah pemahaman sedikit, bisa memunculkan persepsi yang tidak seharusnya. Mahasiswa perlu belajar bagaimana berbahasa, bersikap, dan bertutur kata yang baik dalam menjalin komunikasi di media sosial. Selain itu, mahasiswa juga perlu memahami betul siapa lawan bicara yang sedang diajak berkomunikasi.

Kegiatan pilihan yang sangat banyak dilakukan oleh mahasiswa salah satunya adalah pembuatan media edukasi yang kemudian diunggah dan disosialisasikan melalui media sosial. Adapun media edukasi tersebut berupa gambar, poster, lagu, video, animasi, artikel, dan sebagainya terkait dengan edukasi pencegahan COVID-19.

Tidak selalu mahasiswa dengan jurusan yang relevan membuat sesuatu yang proses produksinya sudah mereka pelajari semasa perkuliahan. Banyak dari mahasiswa yang asalnya sama sekali belum pernah dan tidak bisa membuat desain, menciptakan lagu, merekam dan mengedit video maupun audio, membuat animasi, karena ide kreatif yang dimilikinya menuntut dirinya untuk bisa, akhirnya mereka mencoba dan mempelajari apa yang belum pernah mereka pelajari sebelumnya. Tak disangka-sangka, perjuangannya membuahkan hasil yang sangat variatif, kreatif, dan inovatif. Seluruh media dikemas secara menarik agar tidak membosankan namun tetap mengedukasi dan menyampaikan pesan pencegahan dan penanganan COVID-19.

Selain pembuatan media edukasi, banyak di antaranya yang membuat dan menyalurkan alat pelindung diri (APD) kepada masyarakat, seperti masker, pelindung wajah, sanitizer, dan disinfektan. Masker yang dibuat berbahan dasar kain dengan bermacam-macam jenis dan bentuk.

Sebelumnya, mahasiswa mempersiapkan pembuatan masker dengan mencari tahu cara pembuatannya dan menyediakan bahan dasarnya. Mahasiswa yang sebelumnya tidak pernah menjahit dituntut untuk dapat menjahit baik dengan maupun tanpa mesin jahit. Begitu pula pada pembuatan sanitizer, mahasiswa membuat sanitizer dengan bermacam-macam bahan dasar mulai dari daun sirih, lidah buaya, hingga menggunakan bahan-bahan kimia sesuai dengan standar bahan dan takaran yang telah diberikan oleh WHO. Seluruh APD yang telah dibuat kemudian disalurkan kepada masyarakat melalui mitra yang terlibat. Dengan penyaluran ini, kegiatan KKN sedikit banyak membantu pencegahan COVID-19 dalam hal pengadaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline