Mustika Nurfauziah
43122010155
Dosen: Apollo, Prof.Dr,M.Si.Ak
Orang Jawa mengenal ungkapan Jagad Gumulung dan Jagad Gumelar. Saat kita memikirkan alam semesta pertempuran, kita memikirkan aspek batin dari kehidupan pribadi kita. Ketika kita berpikir tentang alam semesta, kita memikirkan hal-hal yang berada di dunia luar! Ketika kita berbicara tentang jagad Gumulung, kita berbicara tentang hubungan antara unsur bumi, unsur geni, angin dan banyu yang hadir dalam kehidupan pribadi kita.
Namun ketika kita berbicara tentang jagad Gumelar, kita berbicara tentang hubungan manusia dengan kepribadian yang berbeda, yaitu hubungan antara mereka yang berkepribadian Bumi, berkepribadian Geni, berkepribadian Angin, dan berkepribadian Banyu. Kesadaran dan pemahaman kita tentang jagad gumulung dan jagad gumelar menciptakan kesadaran baru dan bahkan dapat menginspirasi hal yang berbeda dalam kehidupan yang lebih besar.
Interaksi Jagad Gumulung Jagad Gumelar barang kali adalah nafas kehidupan. Saat Anda menghembuskan napas, sesuatu mengalir dari jagad gumulung ke jagad gumelar . Siklus pernapasan adalah tanda kehidupan. Ketika seseorang meninggal, janjinya adalah untuk menghembuskan nafas terakhir. Dari kesadaran jagad Gumulung mengenai unsur bumi, unsur geni, unsur angin dan unsur banyu yang ada di sisi dalam kehidupan pribadi kita. Orang dengan kepribadian yang berbeda, yaitu hubungan antara mereka yang memiliki kepribadian bumi, kepribadian geni , kepribadian angin dan kepribadian banyu, mari kita lanjutkan prinsip ini.
Prinsip ini kami sebut pendekatan Sedulur Papat terhadap beberapa bidang kehidupan penting lainnya. Karena Sedulur Papat adalah aspek spiritual dari kehidupan manusia, seringkali merupakan pola alami dalam pemikiran sistematis, ada sebagai prinsip yang hanya muncul dalam imajinasi kita.
Ketika kita mendengar istilah sedulur papat limo pancer, otomatis kita berpikir tentang dunia Muslim Jawa. Kebanyakan orang menganggap Sedulur Papat Kalimo Pancer sebagai salah satu mitos kearifan lokal. Dugaan mitos ungkapan sedulur papat kalimo pancer di satu sisi memang benar adanya. Karena keberadaan Sedulur Papat belum terbukti secara ilmiah. Namun satu anggapan yang mungkin perlu dikoreksi adalah bahwa sedulur Papat Kalimo Pancer adalah murni kearifan lokal yang bersumber dari Islam Kejawen. Sedulur papat kalimo pancer merupakan ungkapan sakti yang diperkenalkan pertama kali oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Oleh karena itu, jika kita berpikir secara positif, tidak mungkin Kanjeng Sunan Kalijaga menciptakan istilah tersebut tanpa mempertimbangkan sumber yang tepat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H