Potensi Pertumbuhan Industri Pariwisata di ASEAN
GlobalData memperkirakan kunjungan wisatawan di kawasan ASEAN akan mengalami peningkatan sebesar 4,72 persen per tahunnya. Tercatat pada 2018, negara-negara di kawasan ASEAN berhasil mendatangkan 129,2 juta pengunjung dan diperkirakan akan naik menjadi 155,4 juta untuk tahun 2022.
Tidak salah ASEAN menjadi salah satu destinasi favorit wisata di dunia. Dengan beragam budaya dan daya tariknya, perjalanan yang relatif terjangkau, orang-orang yang ramah, pantai dan pulau yang indah, serta makanan lezat, ASEAN memiliki sesuatu untuk ditawarkan kepada semua orang.
Sektor pariwisata juga memberikan kontribusi signifikan terhadap PDB dan lapangan kerja dalam perekonomian negara anggota ASEAN. Pada tahun 2014, sektor pariwisata memberikan kontribusi sebesar 12% terhadap PDB ASEAN dan menciptakan 10% dari total lapangan kerja di kawasan tersebut.
Pada tahun 2023, potensi kontribusi pariwisata terhadap perekonomian ASEAN diproyeksikan mencapai US$480 miliar dengan pertumbuhan rata-rata 5,8% per tahun.
Bidang industri dengan potensi yang besar bagi perekonomian regional ini sudah selayaknya dioptimalkan. Bank Indonesia telah menjadi pionir dengan turut memprakarsai konektivitas sistem pembayaran yang kini sudah terimplementasi di 5 negara anggota ASEAN.
Dengan konektivitas sistem pembayaran ini, diharapkan menjadi daya tarik bagi para wisatawan untuk berkunjung ke negara-negara anggota ASEAN, dan tentu saja bagi Indonesia dengan berbagai destinasi wisatanya yang beragam dan sangat menarik.
Konektivitas Sistem Pembayaran dalam Kemudahan Transaksi Wisatawan
Bagi wisatawan, selain kemudahan akses transportasi dan akomodasi yang memadai, kemudian sistem pembayaran selama berwisata adalah hal penting yang menjadi pertimbangan utama.
Salah satu rekan penulis sempat menceritakan pengalamannya ketika berkunjung ke Vietnam beberapa bulan yang lalu.
Dia mengatakan dengan segala keunikannya, Vietnam adalah negara yang menarik untuk dikunjungi. Namun, dia cukup direpotkan karena untuk bertransaksi disana tidak semua tenant bisa menerima kartu kredit. Dia pun harus menukarkan mata uang terlebih dahulu agar dapat bertransaksi di sana.
Sistem pembayaran yang terkoneksi dapat memudahkan wisatawan. Hal ini sangat berpotensi meningkatkan jumlah wisatawan dan berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi suatu negara.