Lihat ke Halaman Asli

Danang Arief

TERVERIFIKASI

baca, nulis, gowes adalah vitamin kehidupan

Topi Abu-Abu, Sepatu Pantofel, dan Masa Depan Kita

Diperbarui: 8 Agustus 2022   09:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Upacara Bendera di Sekolah. (Sumber gambar: Enal Patty via kompas.com)

Melihat gambar di atas, membawa memori kami sejenak kembali ke masa SMA, tepatnya pada hari senin pagi.

Pagi itu, 10 menit sebelum pukul 07.00 WIB. Aktivitas di ruang kelas kami cukup gaduh dengan beberapa orang teman yang sibuk mencari topi abu-abu.

Topi adalah benda sakral pada saat upacara bendera di sekolah kami. Tidak membawa topi ke lapangan upacara, sama saja dengan mempersilahkan guru BK untuk memberi "hadiah".

Para siswa yang lupa membawa topi, dibawa ke depan untuk dibariskan menghadap ke semua siswa, dari kelas 10-12. Dulu masih dengan istilah kelas 1-3 SMA. Harus diakui, penulis termasuk angkatan "agak tua", masuk SMA di tahun 2001.

Malu sudah pasti. Saking tidak maunya mendapat "hadiah", pernah ada teman sekolah yang sembunyi di bawah kolong meja ketika lupa membawa topi. Ada juga yang pura-pura sakit untuk kemudian bisa istirahat di UKS.

Apakah dengan membawa topi berarti hari senenmu terselamatkan?

Belum tentu.

Lihat dulu ke bawah. Guru akan berkeliling ke barisan murid untuk "menciduk" mereka yang kedapatan tidak mengenakan sepatu pantofel warna hitam.

Mereka yang ketahuan kemudian akan dibariskan bersamaan dengan siswa yang tidak menggunakan topi.

Adakah trik untuk menghindari penangkapan?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline