Ingatkah kapan terakhir Anda mendapatkan resep obat dari dokter? Jika Anda ingat, resep biasanya terdiri dari dua hal, yaitu daftar obat yang harus dikonsumsi, dan dosis yang dibutuhkan. Pertanyaannya, bagaimana menentukan dosis atau takaran yang tepat?
Farmakologis harus membuat dua perhitungan agar dapat menentukan dosis yang tepat. Pertama, mereka menghitung kadar terendah dari suatu obat yang dapat memberikan efek signifikan. Kedua, mereka menghitung kadar terbesar yang dapat ditoleransi oleh rata-rata pasien tanpa harus mengalami efek samping.
Kalkulasi tersebut dikenal dengan istilah margin of safety atau batas aman. Ukuran ini disusun dengan tujuan untuk mengurangi risiko dan mencegah bahaya yang tidak dikehendaki.
Definisi & Formula Perhitungan
Konsep ini dikenalkan oleh Benjamin Graham sebagai konsep utama investasi. Guru dari Warren Buffet ini mendefinisikan margin of safety sebagai selisih antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga jual saat ini. Prinsipnya, belilah saham ketika harga pasarnya ada di bawah nilai intrinsiknya.
Formula perhitungannya sederhana. Margin of safety (%) = (Value - Harga) / Value x 100.
Contohnya, terdapat saham suatu perusahaan yang dijual dengan harga Rp 1.000 per lembar. Namun, sebenarnya nilai intrinsik saham tersebut bisa meningkat hingga Rp 2.000 di masa depan.
Saat membeli saham tersebut maka kita akan mendapatkan margin of safety sebesar 50%. Semakin besar prosentasenya, maka semakin kecil pula risiko yang bisa kita dapat.
Begitu juga saat berinvestasi saham dengan batas aman yang tinggi, maka kemungkinan mendapatkan keuntungan dalam investasi jadi lebih tinggi.
Penerapan Margin of Safety dalam Budgeting
Selain dalam investasi, konsep tersebut dapat diterapkan dalam budgeting di bisnis yang Anda miliki.
Dalam hal ini, margin of safety adalah perbedaan antara perkiraan hasil penjualan dengan tingkat penurunan penjualan.
Formulanya adalah margin of safety (%) = (Sales - BEP) / Sales x 100.