Di dalam dunia pemasaran, siapa yang tidak kenal dengan istilah 4P (Product, Price, Place, Promotion)?
Konsep yang disebut dengan istilah marketing mix oleh pakar pemasaran, Hermawan Kartajaya ini sangat populer.
Namun, bagaimana jika konsep ini ternyata diterapkan dengan baik oleh warung kelontong di dekat rumah Anda?
Apakah mereka pernah membaca buku-bukunya Hermawan Kartajaya? Dugaan saya tidak. Apakah mereka bisa menjelaskan konsep 4P? Mungkin tidak juga. Lalu bagaimana konsep itu bisa diterapkan dengan baik?
Di daerah tempat tinggal saya di Depok, saya mengamati beberapa warung kelontong yang ada di seputaran komplek saya.
Jalanan di depan komplek saya terbentang sepanjang 850 meter, menghubungkan dua jalan yang lebih besar.
Di sepanjang jalan ini, terdapat total 8 warung kelontong. Dalam radius 1 km dari komplek saya, terdapat lebih dari 4 minimarket modern, baik yang bermaskot lebah maupun semut.
Bagaimana penerapan 4P sehingga warung kelontong dapat survive di tengah gempuran para retailer modern? Begini menurut hasil pengamatan saya.
Product (Produk)
Warung kelontong tidak punya produk sendiri. Mereka menjual berbagai produk dengan dua metode.
Pertama, mereka membeli secara grosir dan menjualnya kembali secara eceran. Kedua, barang datang sendiri kepada mereka dari produsen. Biasanya dibawa oleh para salesman produk.