Tiga dari empat orang satpam atau petugas security di kompleks saya memiliki pekerjaan sampingan atau side job. Pun demikian halnya dengan dua orang security di kantor.
Kegiatan tersebut tentu saja menambah penghasilan yang membuat mereka merasa lebih secure. Apa rumus suksesnya?
Sebut saja Asep, dia adalah satpam di kompleks perumahan saya. Pekerjaan sehari-harinya tentu saja berjaga di pintu gerbang yang membentengi seratusan rumah. Sesekali ia berpatroli dengan menggunakan motor matic-nya yang punya suara khas.
Suatu hari kulihat Asep sedang berada di halaman rumah salah seorang warga. Setelah ku amati, ternyata dia sedang mengerjakan kolam ikan pesanan empunya rumah. Hasilnya? Menurut saya bagus.
Lain halnya dengan Jono, masih petugas security di kompleks saya. Kali ini, spesialisasinya ada pada perbaikan pompa air dan kelistrikan.
Sepengamatan saya, cukup banyak warga yang pernah menggunakan jasanya untuk memperbaiki mesin pompa air, saya salah satunya.
Dani juga adalah petugas security di kompleks. Dia dapat menunjukkan persona sebagai seorang yang serba bisa dan bekerja dengan sungguh-sungguh.
Banyak warga yang memanfaatkan jasanya, mulai dari membersihkan kandang burung, antar-jemput anak ke sekolah, dan yang terakhir jadi pengawas di proyek pembangunan masjid.
Sosok terakhir dalam artikel ini bernama Budi. Ia petugas security di kantor saya. Keahliannya mirip seperti MacGyver. Ia ahli mengoprek barang. Bidang kelistrikan juga dikuasai dengan baik. Tidak heran, ia seringkali terlibat dalam proyek rumah tangga (general affairs) di kantor. Banyak juga karyawan yang memanfaatkan jasanya.
Dari data di atas, 83% petugas decurity memiliki side job. Fenomena ini memantik pertanyaan, yakni apakah side job adalah sebuah kebutuhan, ataukah ekspresi aktualisasi diri? Motivasi apakah yang paling berperan dalam side job, intrinsik atau ekstrinsik?