PENULIS :MUSTAQIM DWI LAKSONO
EMAIL : 942023011@Student.uksw.edu
Abstrak
Artikel ini memiliki tujuan untuk mendiskripsikan beberapa macam gaya kepemimpinan guru di dalam kelas SD Negeri Kemambang 02. Gaya kepemimpinan guru kelas memiliki peran yang sangat penting di dalam mencapai tujuan dengan cara mengajak, memotivasi dan mengkeordinasi sehingga akan tercipta komunikasi yang efektif. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik wawancara dan obserfasi terhadap 8 guru di SD Negeri Kemambang 02. Temuan dari penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa gaya kepemimpinan yang dapat diidentifikasi pada guru SD Negeri Kemambang 02. Pertama, satu guru cenderung memiliki gaya kepemimpinan yang bersifat otokratis. Kedua, mayoritas guru dengan jumlah 6, mengadopsi gaya kepemimpinan yang demokratis. Terakhir, sebanyak 2 guru menunjukkan kecenderungan menggunakan gaya kepemimpinan kendali bebas.
Kata Kunci: Gaya Kepemimpinan, Guru, Sekolah Dasar
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan elemen krusial dalam upaya meningkatkan kualitas bangsa, namun saat ini terdapat kesenjangan yang signifikan antara pengetahuan siswa dengan sikap dan perilaku mereka (Asmara dkk, 2019). Oleh karena itu, pendidikan menjadi faktor kunci dalam membentuk pola pikir, karakter, serta perilaku manusia agar sesuai dengan norma-norma yang berlaku. Proses pendidikan dapat diartikan sebagai suatu upaya di mana seseorang tumbuh dan berusaha mengelola pengetahuan yang dimilikinya untuk memperluas wawasannya, sehingga hidupnya menjadi lebih bermakna. Pendidikan tidak hanya berfungsi untuk memperoleh pekerjaan yang lebih baik, melainkan juga untuk mengasah kemampuan dan keterampilan peserta didik dalam menghadapi berbagai permasalahan. Dengan demikian, pendidikan tidak hanya mengajarkan pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter dan kemampuan adaptasi individu terhadap tantangan kehidupan.
Di dalam pendidikan salah satu komponen utama adalah guru, guru memiliki peran yang sangat sentral di dalam proses pembelajaran. Partisipasi aktif guru dalam proses pembelajaran memiliki dampak signifikan terhadap kualitas dan pencapaian belajar siswa. Seorang guru diharapkan untuk menjadi contoh yang baik bagi para peserta didik. Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang No. 14 Tahun 2005, yang menetapkan bahwa seorang guru adalah seorang pendidik profesional yang memiliki tanggung jawab utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik di jalur pendidikan formal, mulai dari pendidikan anak usia dini hingga pendidikan dasar dan menengah.
Setiap individu dilahirkan untuk menjadi seorang pemimpin, baik pemimpin akan dirinya sendiri, pemimpin untuk keluarganya, bahkan memimpin untuk negara. Seorang guru secara tidak sadar merupakan seorang pemimpin bagi peserta didiknya. Guru akan memimpin, mempengaruhi dan mengarahkan peserta didiknya untuk mencapai tujuan yang ditatapkan, ini sejalan dengan Makawimbang (2012:9) mengungkapkan bahwa kepemimpinan adalah kapasitas yang dimiliki oleh seseorang, baik secara alami atau melalui pembelajaran, untuk memengaruhi baik individu maupun kelompok dalam suatu organisasi dalam konteks tertentu. Tujuan dari pengaruh ini adalah agar anggota organisasi secara sukarela berkontribusi dalam mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Usman (2013:312), kepemimpinan dapat diartikan sebagai upaya memengaruhi orang lain agar bertindak sesuai dengan kehendak pemimpin. Pendapat serupa disampaikan oleh Gardner dalam Usman (2013:307), yang menyatakan bahwa pemimpin adalah individu yang memberikan contoh dan memengaruhi perilaku pengikutnya dengan cara yang bermakna melalui perasaan-perasaan yang signifikan. Sebagai seorang pemimpin di lingkungan sekolah dasar, guru diharapkan tidak hanya menjadi contoh untuk para siswa tetapi juga menjadi teladan bagi masyarakat sekitar. Tindakan-tindakan yang dilakukan oleh guru SD seharusnya menjadi pedoman dan inspirasi, mencerminkan nilai-nilai yang diinginkan tidak hanya dalam konteks pendidikan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam kepemimpinan tidak lepas dari gaya kepemimpinan. Menurut Sukiyanto & Maulidah (2020) menyampaikan bahwa gaya kepemimpinan merujuk pada pola perilaku seseorang yang dirancang untuk memengaruhi bawahannya dengan tujuan meningkatkan kinerja guru dan mencapai tujuan organisasi. Selain itu, gaya kepemimpinan juga memiliki dampak positif dan signifikan terhadap motivasi kerja guru. Wahab (2011) mengemukakan bahwa gaya kepemimpinan mencerminkan perilaku seorang pemimpin, yang melibatkan kemampuannya dalam memahami faktor-faktor yang mampu memengaruhi bawahannya. Gaya kepemimpinan mencakup aspek perilaku dan pemahaman terhadap faktor-faktor yang memainkan peran kunci dalam pengaruh pemimpin terhadap bawahannya.