Lihat ke Halaman Asli

Ibnu Abdillah

... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

Kejutan-kejutan MotoGP Mandalika

Diperbarui: 21 Maret 2022   15:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ANTARA

Akhirnya, setelah 25 tahun menunggu, MotoGP kembali dihelat di Indonesia. Bukan di Sentul, tapi di timur sana, di sebuah daerah yang luar biasa indahnya: Mandalika. Menghabiskan dana sekitar 2,5 triliun, Sirkuit Mandalika menjadi salah satu yang terindah di dunia karena ditopang oleh keindahan alam yang menakjubkan.

Sejak lama sudah ditunggu, hasrat masyarakat menggebu-gebu. Apalagi ketika lebih dari sebulan lalu, saat uji coba sirkuit untuk pertama kalinya, bangsa ini mendapatkan apresiasi yang luar biasa. Tentang keindahan alam, keramahan penduduk, serta kebiasaan dan budaya masyarakat di sekitarnya. Semua itu dibahasakan dengan caranya masing-masing oleh beberapa pembalap, staf official, dan yang lainnya.

Catatan kecil ketika itu, mungkin soal cuaca yang sangat panas serta perlu adanya beberapa perbaikan dan pengaspalan ulang. Semuanya positif dan orang-orang luar sana sangat apresiatif. Ekspektasi keseruan mulai digaungkan ketika itu. Apalagi ditambah dengan keseruan dan kehebohan ketika beberapa Pembalap diundang ke Istana lalu melakukan Parade hingga Hotel Kempinski dan membuat Jakarta, siang itu, lebih hingar dan garang. 

Namun, ketika sampai waktu helatan utamanya, yaitu Race MotoGP seri kedua, ada beberapa kejutan yang membuat greget sebagian kita mungkin sempat menghilang.

Sebelumnya, kita dikejutkan dengan kecelakaan berulang-ulang yang dialami oleh Marc Marquez sebagai salah satu daya tarik utama di ajang MotoGP. Kecelakaan terakhir, ia mengalami highside dan terpaksa harus pulang ke Barcelona untuk dilakukan pemeriksaan lanjutan karena gagar otak. Sayang sekali, Marquez yang excited terutama ketika sesi Parade dengan melakukan burn out dan sesi foto-foto dengan Presiden harus tersingkir lebih awal.

Selanjutnya, ketika pertunjukan utama akan digelar, terjadi hujan besar-besaran. Dalam sebuah tayangan di akun twitter resmi MotoGP, kita bisa melihat bagaimana kondisi lapangan serta kilat petir yang menyambar langsung ke tengah lapangan. Setelah ditunda beberapa lama, akhirnya dimulai dengan kondisi lapangan yang basah.

Akhirnya, Miguel Oliveira, Fabio Quartararo, dan Johann Zar menjadi penikmat pertama podium di Sirkuit Mandalika. Setelah melalui perjuangan panjang, balapan seperti "berenang", akhirnya selesai juga helatan yang ditunggu oleh bangsa ini.

Tentu kalau soal hujan, kita tak perlu memperpanjang. Itu soal kekuasaa Tuhan, tak ada yang bisa menjelaskan lebih panjang. Tapi kemudian, kejutan selanjutnya adalah ketika "tampil" juga Sang Pawang Hujan. Menjadi tontonan yang menghibur pada satu sisi, sebagaimana gerakan pawangnya ditiru oleh Quartararo, sekaligus memunculkan polemik baru di sisi yang lain.

Tulisan ini tidak untuk membicarakan bagaimana hukum dan segala macamnya, termasuk juga dalam konteks budaya sebab di semua bangsa, hal-hal semacam itu pastilah ada. Anehnya, mungkin hanya soal pertunjukannya saja. Di tengah-tengah manusia dan penonton yang cenderung rasional, Indonesia mempertontonkan sesuatu yang dianggap irasional, terutama oleh para bule-bule dari luar negeri itu. 

Rasa-rasanya, agak gimana gitu. Tapi, itu diapresiasi oleh MotoGP melalui postingannya di twitter; IT WORKED!.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline