Lihat ke Halaman Asli

Ibnu Abdillah

... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

Membangun Chemistry, Satu-satunya Tugas Rangnick di MU!

Diperbarui: 24 Februari 2022   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto : Kompas.com

Sebenarnya, dengan kemewahan skuad yang dimiliki Manchester United saat ini, Rangnick tidak perlu memeras keringat untuk menyusun strategi yang tokcer. Ia juga tak perlu ribet-ribet amet menjelaskan gaya permainan kepada anak asuhnya. Tak usah juga berbusa-busa menjelaskan taktik dan permainan seperti apa yang harus dijalankan.

Benar tugasnya adalah juru taktik apalagi ia sebagai "bapak" gegenpressing, benar juga kalau tugasnya adalah "mempersiapkan" pelatih MU berikutnya sembari dirinya berperan sebagai konsultan di MU, tepat juga kalau tugasnya mempersiapkan para pemain yang cocok dengannya sekaligus akan cocok dengan calon penggantinya nanti.

Tapi bagi saya, sebagai penyuka MU dan Real Madrid juga, itu adalah hal nomor sekian. Bukan tidak penting, tapi jauh lebih penting adalah membangun mental kemenangan. Mental itu bukan soal strategi dan taktik di lapangan, tapi soal kepercayaan diri, visi, dan militansi dalam bermain. Maka, untuk membangun mental itu, Rangnick hanya butuh membangun chemistry antar pemain.

Ya, sejatinya tugas utama Rangnick di MU adalah membangun kedekatan dan kelekatan antar pemain.

Dalam beberapa pertandingan, miskomunikasi dan egoisme itu sangat tampak. Karena itu pulalah hingga kini MU belum konsisten menjalani semua laga. Penggemarnya masih dibuat ketar-ketir, meskipun bermain dengan tim yang di atas kertas akan diatasi dengan mudah.

Beberapa kali juga para pemain MU sering melucu, kerap kali kocak dan melawak. Termasuk di pertandingan semalam melawan Athletico Madrid. Dengan pola permainan yang menurut saya jauh dari harapan, MU sebenarnya layak diganjar kekalahan. Meski penguasaan bolanya dominan, tapi pressing-nya lebih berkualitas milik lawan.

Untung saja, Atletico tidak turun dengan pasukan terbaiknya sejak awal laga. Untung juga diselamatkan tiang gawang.

Semalam, kita juga dipertontonkan dengan beberapa kali salah umpan, atau operan one two yang tak tepat sasaran. Itu dilakukan oleh Bruno, Sancho, Rashford, Varane, termasuk juga Pogba. Pemain-pemain yang mestinya tak perlu diajari lagi cara mengoper, kerap membuat kesalahan kecil yang sering dimanfaatkan lawan untuk mengancam.

Tentu saja, egoisme beberapa pemain sering muncul di lapangan. Tak ada yang memanjakan Ronaldo dengan umpan-umpan crossing atau assist-nya, Rashford dan Sancho lebih suka bermanuver secara individual tapi kewalahan dan bola dirampas lawan. Ronaldo seolah bermain sendirian, beda dengan saat di Madrid ketika ada Marcelo, Ozil, Kaka, Di Maria, atau Benzema yang suka memanjakannya dengan umpan-umpan matang di depan gawang.

Menurut saya, yang bukan ahli atau analis bola, kekurangan terbesar MU saat ini adalah mentalitas dan egoisme pemain yang menjadi-jadi. Konon, akhir-akhir ini sering terjadi suasana kurang mengenakkan karena di MU seperti ada faksi-faksi. Beberapa berita yang beredar mengindikasikan itu, sebut saja hubungan antara Greenwood dan Ronaldo yang kemudian diolah sedemikian rupa menjadi berita.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline