Lihat ke Halaman Asli

Ibnu Abdillah

... kau tak mampu mempertahankan usiamu, kecuali amal, karya dan tulisanmu!

"We Proud of You, Khabib!"

Diperbarui: 8 Oktober 2018   19:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

heavy.com

|Kemenangan Atas Rasisme, Kesombongan, serta Perilaku Nyinyir Pada Agama Tertentu|

"Ok, pertama-tama aku ingin katakan "Alhamdulillah", Tuhan telah berikanku segalanya, dan aku tahu kalian tidak suka kata ini (Alhamdulillah). Aku akan gebuk bocah jagoan kalian besok malam Insya Allah, tanpa Allah aku tidak bisa apa-apa. Semua tidak berarti apa-apa, dan yg paling penting percaya kepada Allah yg maha Esa"

_____

Sedikit cuplikan dari statement Khabib nurmagomedov itu, menyadarkan kita semua, bahwa kepasrahan kepada Allah setelah segenap usaha dan upaya, insya Allah tidak akan kalah. Akan selalu ada celah untuk membungkam mereka yang suka bedebah. Selain, tentu saja, Khabib memang hebat dan pantang menyerah.

Khabib Nurmagomedov menjadi perbincangan dunia pasca mengalahkan Conor McGregor. Saya terlambat mengikutinya, tapi izinkan saya nyetatus sebagai wujud apresiasi, rasa kagum, dan rasa bangga. Saya tidak suka dengan kekerasan, termasuk menonton hal yang berbau kekerasan. Tak suka nonton tinju, atau acara tarung seperti MMA, yang sering tayang di tvOne atau iNews. Tak mengikuti juga acara yang senada dengan itu.

Maka, saya merasa penasaran ketika ada informasi di grup WA, share dari teman, wall di dinding Facebook, dan beberapa kali sempat melihat iklannya di TV. Semakin tertarik ketika dari informasi itu, saya tahu, bahwa Khabib adalah seorang Muslim.

Rasa penasaran itu mengantarkan saya untuk berselancar di internet, membuka Youtube. Dari sanalah saya melihat, bagaimana Khabib mendapatkan perlakukan rasis dan penghinaan yang luar biasa. Sumpah saya eneg melihat perilaku McGregor yang menjijikkan dan jelas sekali mencederai nilai sportivitas dalam olahraga.

Tak sampai disitu, saya melihat bagaimana McGregor melakukan provokasi dengan fisik dan omongannya yang benar sadis. Khabib diam dan profesional. Pada konferensi pers McGregor tak kalah songong dan tengik. Ia, lagi, rasis dan provokatif. Ngatain Khabib karena tak mau menerima tawaran minum wiski. Bahasa tubuh McGregor juga ngeselin. Saya melihat bagaimana ia sok mabuk dan menaikkan kakinya ke atas meja. Tapi Khabib tetap diam.

Intinya, McGregor benar seperti kerasukan karena kesombongannya. Ia menghina Khabib dengan kata rasis. Tentang agama, negara, dan ayahnya. Tentu saja itu dimaksukan untuk mengerdilkan mental lawan, psy war. Tapi dilihat dari sisi manapun, apa yang dilakukan oleh McGregor sangat berlebihan. Menjijikkan. Saya pribadi merasakan itu.

Saya tidak menonton pertandingannya, tapi ternyata, informasi yang saya terima di Medsos semakin ramai, memberitakan soal kemenangan Khabib yang berhasil mempecundangi McGregor pada ronde keempat. Khabib, seorang Muslim yang garang tapi ramah, benar ngamuk di atas ring. McGregor kewalahan, seperti harimau ompong yang kehilangan akal. Ia seperti tak mendapatkan kesempatan, karena Khabib tampil sangat meyakinkan.

Manuver McGregor dan sorakan penonton tak mampu mengendorkan mental (atau mungkin rasa marah dan muak) Khabib yang tampil semakin garang. Kekuatan, teknik, dan mental menyatu: mampu menghentikan kesombongan McGregor yang rasis di depan ratusan ribu penonton non-Muslim itu!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline