Lihat ke Halaman Asli

Mustamin

Pendidik

Media Sosial sebagai Kreatifias dan Popularitas Guru

Diperbarui: 19 Februari 2023   11:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perkembangan informasi dan teknologi semakin pesat, tidak dapat dipungkiri semua kalangan terhipnotis dengan adanya era digital ini. Tak terkecuali dunia Pendidikan ikut terkena dampak yang signifikan. Mudahnya informasi diperoleh menimbulkan kelemahan tersendiri, salah satunya adalah penurunan tingkat literasi siswa terhadap buku maupun teks cetak lainnya, yang menjadi sumber autentik dan ilmiah. Dalam dunia pendidikan media sosial memberi pengaruh yang cukup besar terhadap kegiatan proses belajar mengajar. Pengaruh positif media sosial terhadap dunia Pendidikan yakni akan memudahkan para guru dan peserta didik untuk mengumpulkan informasi, menambah pengetahuan, dan membuka cakrawala berpikir agar bisa berinteraksi dengan orang lain, membantu guru dan peserta didik untuk melek terhadap perkembangan teknologi, membuat mereka untuk kreatif, terampil, dan inovatif dengan melihat konten dan video yang terdapat di media sosial.

Bagi guru sendiri media sosial memberikan manfaat untuk mengembangkan metode pembelajaran dengan penggunaan media secara efektif. Misalnya penggunaan Facebook, Line, Instagram, Whatsapp, dan sejenisnya. Dengan memanfaatkan apa yang ada, yang berkaitan dengan teknologi. Guru yang terlibat dalam dunia pendidikan harus memiliki inovasi dan prestasi yang berkelanjutan. Tuntutan agar guru tetap mendominasi dalam menjalankan peran sebagai Coaching dan motivator di tengah hebatnya Google serta media sosial adalah sebuah kebutuhan mendesak. Guru yang "kekinian" sangat relevan sebagai pionir dalam berkarya, khususnya mengawal peradaban bangsa di tengah teknologi informasi yang dinamis,

Sebaliknya media sosial juga dapat memberikan pengaruh negatif terhadap dunia pendidikan, diantaranya akan mengurangi motivasi para peserta didik untuk membaca buku pelajaran atau mencari sumber-sumber yang ada di perpustakan, karena menurut mereka, hal tersebut terlalu ribet, peserta didik akan menjadi malas belajar dan lebih sibuk dengan media sosial, Peserta didik kurang berinteraksi dengan orang yang ada di sekitarnya, sehingga akan mengalami kesulitan untuk berkomunikasi saat tatap muka, Pola pikir peserta didik berubah instan karena akan mencari cara mudah untuk mendapatkan sesuatu sehingga mereka ketergantungan pada media sosial dan media online.

Bagaimanapun media sosial telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidup kita. Tidak hanya sebagai sumber hiburan, tetapi juga merupakan bentuk pembelajaran yang vital. Guru kadang tidak sadar telah berlebihan dalam menggunakan media sosial untuk berbagi dan meningkatkan popularitas demi meraup pundi -- pundi rupiah.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline