Lihat ke Halaman Asli

Luka

Diperbarui: 6 Februari 2022   17:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Luka..

Sepasang merpati terbang mengitari awan putih..
Menikmati langit biru sayap sayap lincah mengundang birahi..
Di ujung ketinggian kesadaran mulai berangsur pergi..

Dari bawah menuju puncak bukannya sudah tercapai..
Apa yang masih tersisa..
Jika merpati khilaf pasti lupa diri..
Ujian bukan milik rakyat jelata..
Godaan laksana hantu membututi setiap langkah manusia..

Ketika pembesar berpesta tanpa rasa lelah..
Di sanalah hantu hantu tertawa riang gembira..
Cukup satu teguk khamr terhapus sudah semua amal ibadah..
Mengajak bercinta kepada sekian syahwat yang dipuja..

Merpati jatuh sayap sayapnya menjadi patah..
Keindahan dan kecantikan sudah tidak bermahkota..
Tiada yang melirik menawar harga sangat murah..
Kalau tidak faktor iba saja..

Merpati berteriak mengguggat semesta..
Mengapa sekarang ia jadi hina..
Kesadaran yang belum datang membungkam logikanya..
Keegoisan masih dijunjung di ujung derita..
Merpati bertambah nestapa..
Melawan takdir yang menghukum dia..

Merpati...bagaimana nasibmu kini..
Jangan kamu luka sendiri..
Merpati merpati lain senasib sehina sesali diri..
Mereka terkurung pada penderitaan panjang melukai..

Kehidupan merpati sekarang terluka..
Sangkar emas menelanjangi sepanjang masa..
Waktu jaya sudah lelah menunjukkan siapa dia..

Ke mana merpati terbang percuma sekarang ia tiada berguna..
Tinggallah engkau bersama sedihmu dengan luka menganga..

Kimmy ahmad

5 Februari 2022




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline