Lihat ke Halaman Asli

Melepaskan Gara

Diperbarui: 19 Januari 2022   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash


PUTIH, gemuk, dan lembek, seperti gajih. Namanya belatung. Kelak, ia akan menyembul dari lubang telingamu dan menggerogoti kenangan-kenangan di dalam kepalamu. Tanpa sisa! Semua kenangan di dalam kepalamu lalu sempurna hilang. Bahkan termasuk nama anakmu, Gara. Lengkapnya, Kynan Garawiksa.


Dia Gara telah tumbuh menjadi anak remaja yang berbodi tinggi tegap, kemauannya sangat kuat terhadap ide - ide kehidupan yang anomali dan ironis. Gara berusia 20 tahun mahasisiwa Universitas terkemuka kota apel, sebagai seorang mahasiswa Gara kencangkan semangatnya memecahkan setiap masalah, Ia berambisi harus merubah sistem dan tatanan yang salah. 

Dimulai dari kampusnya sendiri, ia menggalang gerakan dengan sesama aktivis mahasiswa, berdemo tentang kebijakan kenaikan SPP kuliah yang terlalu mahal dan ada tangan - tangan yang mau ambil keuntungan. Gara mensinyalir pihak yayasan terdapat segelintir Oligharki yang merampas nafas dasar universitas sebagai media pencerdasan beralih ke transaksi perdagangan.


Sepak terjangnya tidak berhenti disitu, lembaga pemerintah yang buat kebijakan nyeleneh entah dari eksekutif atau legislatif bolak - balik dia demo dengan rekan - rekannya.


Tapi Gara bukan seorang mahasiswa logikanya menguasai dia seutuhnya, dia juga mahasiswa yang mempunyai perasaan dan hakikatnya dia suka menyebarkan kasih sayang dalam suatu hubungan yang terbalut dalam romansa cinta.


Hati Gara telah tertambat pada sosok mahasiswi bernama Fina hayati tresnosari, Sosok mahasiswi yang berkebalikan dengan Gara. Fina mahasiswi kalem, anggun dan cantik sehari - hari kehidupan kuliahnya dia aktifkan pada membaca dan tidak ada aktifitas organisasi yang dia gemari. Fina rajin kuliah bukan rajin berdemontrasi. 

Tapi sang dewi Amor tetap mencupidkan panah cintanya pada kedua mahasiswa yang berbeda karakter dan idealismenya. Cinta tidak memakai itu semua, cinta soal rasa tak ada sedikitpun logika ikut campur menjadi penentu pilihan hatinya. Terciptanya cinta dilatarbelakangi saat sepeda motor Fina bocor kemudian Gara menemukannya, Gara tidak bisa tinggal diam Fina menuntun mencari tambal ban sendirian, dia tawarkan bantuan. Fina mengiyakan mereka menuntut sepeda beriringan sambil membuka percakapan.


"Mbak, kamu berasal dari mana"? tanya Gara


"Aku dari kota pahlawan" jawab Fina.


" Kamu sendiri, dari mana"? Fina bertanya balik


" Aku dekat dengan kotamu, asalku dari kota udang". Jawab Gara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline