Lihat ke Halaman Asli

Tanda Tanya

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13857568071386010270

[caption id="attachment_281039" align="alignleft" width="300" caption="Question (Sumber: Lecatdut503)"][/caption] Beberapa waktu lalu dalam diskusi kecil-kecilan di sebuah lembaga sosial, kami yang ada dalam forum diskusi itu di suguhkan tayangan video success story. Video success story tersebut menceritakan perjalanan hidup seseorang hingga ia berhasil meraih kesuksesannya. Salah satu kunci sukses dalam video itu adalah dengan cara menuliskan mimpi-mimpi sebanyak-banyaknya. Tentunya disertai dengan usaha kerja keras dan kesungguhannya, akhirnya satu-persatu mimpi orang sukses di video itu terwujud. Meskipun tidak semua terwujud, masih tersisa beberapa mimpi. Video success story tersebut memang inspiratif, memberikan banyak masukan untuk kita yang melihatnya. Bahkan, kita bisa dibuat iri dengan segala keberhasilannya. Menulis Mimpi Setelah tayangan video tersebut selesai, kami diajak oleh salah penggagas forum diskusi tersebut untuk menuliskan mimpi-mimpi yang kami punya. Menurutnya, tidak ada salahnya kita kembali menuliskan mimpi-mimpi seperti yang ada di video succes story yang tadi telah di putar. Kami pun mulai mencorat-coret selembar kertas kosong dengan pulpen yang sebelumnya sudah di bagikan. Lucu memang, kita di ajak untuk menuliskan apa yang belum dilakukan dan rencana-rencana beberapa tahun ke depan. Saya lirik seorang teman, dia terlihat khusyu sambil sesekali menatap ke atas langit-langit ruangan. Saya lirik seorang teman yang satu lagi, eh dia malah melirik saya, hahaha.....Bukan forum serius kok, jadi ya wajar kalau di selingi candaan, tapi tetap serius juga sih. Akhirnya, setelah selesai kami ditawarkan untuk membagi mimpi-mimpi yang tadi sudah di tuliskan. Satu pesartu dengan semangatnya teman-teman membacakan mimpi-mimpinya, ada yang bermimpi tahun depan segera menikah, ada yang menginginkan pekerjaannya lebih baik, ada yang ingin melanjutkan studinya, macam-macam lah. Giliran saya pun tiba. Ya, saya tidak menuliskan mimpi-mimpi seperti teman-teman yang lain. Saya hanya menuliskan tanda tanya besar dalam kertas saya. Saya pun menjelaskan, dengan tulisan tanda tanya ini, bukan berarti saya tidak mempunyai mimpi, bukan berarti saya tidak memiliki harapan-harapan ke depan, bukan berarti saya tidak menginginkan kehidupan yang nyaman seperti kebanyakan orang. Saat ini, saya sedang kembali merangkai mimpi-mimpi itu. Saat ini, saya sedang menata kembali mimpi-mimpi yan telah terabaikan. Saya pelajari semua kegagalan-kegagalan yang telah saya lakukan. Entah nanti mimpi-mimpi itu akan saya tuliskan atau tidak. Yang pasti, tanda tanya merupakan sebuah pertanyaan yang memerlukan jawaban. Dini Hari Menjelang Pagi, 30/11/013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline