Wusss, was, PIP, kik, kik Sura ke daratan yang lalu lalang
Rembulan memancarkan sinarnya dengan bahagia. Awan-awan tipis mengelilingi langit. Bintang-bintang sedikit meredupkan sinarnya untuk sang rembulan. Hawa dingin mulai menyelimuti.
Di tengah keheningan yang melanda, seorang pemuda bertubuh kecil tengah melamun sambil memandangi sebuah foto dan chat- chat yang ada Dengan perlahan tangannya mulai menggeser layar hp untuk melihat foto-foto.
Dipandanginya lama-lama seseorang di dalam foto itu. Perlahan-lahan matanya mulai sayu menahan bulir-bulir air mata yang akan meledak.
Cung" ucap lirih kemal Satu-persatu bulir air mata itupun luruh. Kian deras dengan rongga dada yang seakan terhimpit oleh dinding.
Cukup, kemal sudah tidak kuat. Dia segera meletakkan hp tersebut di tempat semula dan bergegas merebahkan dirinya di sofa. Mulai memejamkan mata dengan harapan semoga esok akan lebih baik dari hari ini.
Bulan terlihat bersembunyi di balik gumpalan awan. Angin berhembus lembut dengan membawa udara yang sedikit dingin. Irama jam dinding yang begitu merdu.
"cung aku kangen," ucap lirih kemal "Kangen banget, cung" lanjutnya.
aku pengen ketemu dan bercerita semuanya tentang perjalananku aku pengen chat untuk cerita mimpiku malam ini kamu tahu gak cung tadi malam aku mimpi lagi duduk di samping gedung sambil menikmati indahnya langit malam
Aku mimpi melihat indahnya bintang yang berkelip- kelip kemudian aku di basahi oleh hujan yang begitu lembut menyentuh tubuhku
Masih menikmati hujan beserta langit malam yang indah tiba-tiba kemal bangun solat subuh ternyata mamaku dan paginya lngsung keingat kamu pengen crita
End