Lihat ke Halaman Asli

Mussab Askarulloh

Sastra Indonesia

Membayangkan Dangdut, dari Budaya Populer ke Gerakan Global

Diperbarui: 24 Maret 2021   18:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agaknya pemerintah Indonesia harus mulai lebih serius lagi dalam berinvestasi pada musik dangdut. Selain karena penggemarnya yang kini mulai beragam, dangdut juga berpotensi menjadi ujung tombak ekspansi budaya Indonesia ke mancanegara.

Begini. Barangkali kita perlu sedikit mencontek bagaimana cara Korea Selatan bisa menjadi raksasa budaya populer dunia hari-hari ini. Percaya atau tidak, sebelum tahun 1990an, masyarakat dunia belum terlalu banyak mengenal budaya Korea.

Sampai kemudian drama-dramanya meledak di pasaran internasional menjelang akhir 90-an, kemudian disusul dengan boyband, girlband, dan lain-lainnya. Ledakan besar budaya populer Korea ini kemudian kita kenal dengan istilah Korean wave.

Sejak itu, dunia menjadi gandrung dengan segala hal tentang Korea. Terutama sekali negara dengan tingkat konsumtivitas tinggi seperti Indonesia. Hebatnya lagi, selain menyukai drama dan oppa-oppa boyband, masyarakat Indonesia juga mulai menggandrungi kebudayaan-kebudayaan utamanya, seperti makanan, pakaian, mode, dan bahasa.

Tidak sampai di situ, demam Korea ini pelan-pelan juga telah meningkatkan hasrat masyarakat Indonesia untuk datang ke Korea, terutama Seoul. Sebuah penelitan mengungkapkan bahwa wisatawan dari Indonesia meningkat setiap tahunnya di Seoul. Hal ini sampai membuat pemerintah Korea mempersiapkan penyambutan secara lebih serius dengan cara membangun tempat-tempat ibadah bagi umat muslim serta memperbanyak restoran-restoran berlabel halal.

Dari situ kita bisa menyimpulkan bahwa serial drama dan musik-musik Korea telah membantu mendongkrak eksistensi mereka ke atas panggung dunia. Melalui produk-produk budaya populernya, Korea mampu membius masyarakat dunia untuk terus mengonsumsi, dan selanjutnya mencintai, budaya mereka. Di tengah zaman ekonomi perhatian seperti saat ini, eksistensi adalah komoditas penting.

Lalu, selain bahwa semua fakta di atas pasti juga sudah Anda ketahui, apa hubungannya dengan dangdut?

Sabar.

Indonesia perlu sedikit mencontoh Korea dalam berinvestasi pada produk-produk budaya populer. Mungkin kita sering mendengar berita-berita tentang kebudayaan Indonesia yang sudah mendunia, seperti angklung, batik, wayang, tari-tarian, dan sebagainya, serta bagaimana kebudayaan-kebudayaan tersebut tampil di festival-festival kebudayaan di luar negeri. Tentu saja itu sangat membanggakan, namun itu saja belum cukup.

Yang jarang disadari, justru kita masing sering terjebak dalam konsepsi tentang "hanya" memamerkan eksotisme Indonesia saja. Jika terus demikian, dunia hanya akan memandang Indonesia sebagai sebatas bangsa dengan kebudayaan eksotis yang sesekali perlu "diapresiasi" dan "dilestarikan". Padahal, Indonesia mampu menjadi lebih dari itu.

Seperti halnya Korea Selatan, Indonesia juga perlu memamerkan produk budaya populernya ke tengah panggung dunia agar bisa mendapatkan lebih banyak perhatian. Untuk itu, kita membutuhkan suatu produk budaya yang ringan, populer, disukai banyak kalangan, serta yang juga tidak kalah penting, tetap memiliki ciri otentik Indonesia. Dangdut adalah sebuah paket lengkap untuk hal itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline