Lihat ke Halaman Asli

BARIKAN: Sebuah Tradisi yang Dilakukan Masyarakat Desa Watuagung Prigen Pasuruan

Diperbarui: 3 September 2024   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Watuagung (dokpri)

 Kata Barikan yang berasal dari bahasa arab yaitu "Barakah" yang berartian berkah dalam tradisi Jawa, merupakan tradisi makan bersama. Barikan merupakan tradisi yang sering dilakukan oleh masyarakat dusun Watuagung tepatnya di RW 04 dusun Watuagung. Barikan dilaksanakan pada saat memperingati hari-hari tertentu seperti bulan Suro atau Muharram, 17 Agustus, Selamatan Desa, dan lain sebagainya. Tradisi barikan dilakukan di tempat yang terbuka pada pagi, siang, atau malam hari. Warga berkumpul dan duduk beralas tikar dan membawa berbagai jenis makanan atau minuman. Jenis makanan atau minuman yang dibawah sangat beragam, seperti nasi tumpeng (Nasi yang diatasnya ada seperti kerucut dan dibungkus daun pisan, yang berisi lauk-pauk, sayuran, urap-urap), ada juga yang membawa jajan pasar, buah-buahan, dan tidak lupa pula dengan minuman dawet beras merah (terbuat dari tepung beras disertai gula merah cair dan santan). Makanan dan minuman dikumpulkan menjadi satu, lalu semua warga duduk dan berdoa bersama untuk keselematan dan rasa bersyukur. 

Tradisi barikan yang terus terjaga dan masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Ketika menyambut bulan Suro (Muharram) tahun Jawanya Tanggal Satu Suro. Seperti yang dilakukan warga RW 04 Dusun Watuagung kecamatan Prigen kabupaten Pasuruan, Minggu (l4/07/2024).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline