Lihat ke Halaman Asli

Menjelang Satu Abad Diniyyah Puteri Padang Panjang

Diperbarui: 14 November 2022   14:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Taufiq Ismail membacakan puisi di Milad ke-99 Diniyyah Puteri Padang Panjang./musriadi musanif

PADA 1 November 2022 lalu, Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang, Provinsi Sumatera Barat, genap berusia 99 tahun. Kurang dari setahun lagi, lembaga pendidikan khusus untuk anak perempuan itu berusia satu abad.

Menapak perjalanan panjang hingga mendekati sepuluh dasawarsa, sungguh sangat luar biasa. Beragam zaman yang dilintasi, membutuhkan ketangguhan, semangat juang, kreativitas, dan perisai yang tidak main-main. Tidak banyak lembaga pendidikan yang bisa melintasi zaman demikian; sejak dari penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, waktu berjuang mempertahankan kemerdekaan, zaman revolusi dan orde lama, orde baru, hingga sampai ke era reformasi.

"Di luar negeri seperti Eropa, Amerika, dan Mesir, perguruan tinggi yang melewati usia satu abad itu sudah biasa. Bahkan ada yang mencapai seribu tahun. Tapi tidak begitu dengan Indonesia. Kita berhadapan dengan zaman yang berat dan terjajah. Tapi Diniyyah Puteri bisa tetap eksis," kata Ketua Yayasan Rahmah El-Yunusiyyah Prof. Dr. Nadirman Haska. Yayasan inilah yang kini menaungi Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang.

Mensyukuri usia yang hampir satu abad itu, beberapa waktu lalu digelar resepsi dan konser. Namanya Konser Asmaul Husna. Ustadz Derry Sulaiman melukis secara live selama konser berlangsung. Lukisannya dilelang untuk membantu anak-anak yang butuh dukungan pembiayaan dalam pendidikan.

Sedangkan pada resepsi menjelang konser asmaul husna itu, penyair nasional Taufiq Ismail tampil membacakan puisi-puisinya yang menggugah semangat. Taufiq adalah putra dari salah seorang alumni pertama Diniyyah Puteri.

Gubernur Sumatera Barat Buya H. Mahyeldi Ansharullah menyebut, Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang tidak hanya melahirkan pendidik dan perempuan terdidik, tetapi juga banyak perempuan pengusaha, perempuan politisi, dan perempuan pejuang lainnya. Mereka itu, sebut buya, berjuang dengan sepenuh hati untuk memajukan negeri ini.

"Para tokoh, pejuang, pengusaha, dan pendidik perempuan yang berkiprah saat ini adalah hasil didikan Perguruan Diniyyah Puteri pada masa lalu. Pengabdian dan kedermawanan mereka sangat luar biasa. Lalu bagaimana dengan masa yang akan datang? Ini yang harus kita pikirkan juga bersama-sama," sebut Mahyeldi.

Gubernur pun berharap, Perguruan Diniyyah Puteri Padang Panjang terus berinovasi dan meningkatkan kiprahnya, sehingga dapat melahirkan tokoh-tokoh perempuan di masa mendatang, sebagaimana perempuan-perempuan yang sudah dididik di masa lalu yang saat ini sedang berkiprah.

Buya Mahyeldi menjelaskan, dalam usaha pengembangan pendidikan di Sumatera Barat, Pemprov menjadikan Diniyyah Puteri sebagai referensi. Harapannya, program pendidikan jadi teruji dan mampu menghasilkan insan-insan terbaik untuk agama, bangsa, dan umat manusia.

Kiprah luar biasa Diniyyah Puteri untuk bangsa, tidak hanya diutarakan Gubernur Mahyeldi, tetapi juga disebut Guspardi saat memberi kata sambutan. Bahkan Guspardi menekankan, negara dan pemerintah berutang kepada Perguruan Diniyyah Puteri, karena kiprahnya yang tak terhitung sejak berdiri hingga sekarang untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline