Lihat ke Halaman Asli

Musri Nauli

Media Ekspresi untuk melihat problema hukum, gejala-gejala sosial dan alam kosmologi Rakyat Indonesia

Sertifikasi

Diperbarui: 28 Februari 2020   11:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ya. Apalah arti sertifikat. Selembar surat yang cuma menerangkan satu hal. Tidak lebih. Bahkan kekuatan sertifikat malah kekuatannya dibawah ijazah, akta perusahaan ataupun saham perusahaan.

Namun disatu sisi, dengan adanya sertifikat, maka dipastikan, pemegang sertifikat mempunyai kualifikasi tertentu. Sehingga siapapun dapat meyakini.

Tema sertifikat menarik ketika seorang tukang bangunan depan rumah bercerita. Seorang kuli angkut yang cuma mendorong alat angkut pasir. Biasa dikenal "gerobak sorong". Bahkan "tukang gerobak sorong" harus mempunyai SIM (saya ragu dengan istilah SIM. Mungkin istilah untuk menggambarkan persyaratan).

Dengan fasih dia menceritakan. Untuk mengurusi SIM, dia harus mempunyai kemampuan seperti mampu mengaduk semen, mampu memasang plester keramik, dll. (Setelah kupikir, kayaknya ini bukan SIM. Tapi sertifikat).

"Mengurusinya di... Nah. Semakin yakin. Bukan di kantor kepolisian. Tapi di lembaga sertifikasi.

Bayangkan. Seorang tukang gerobak sorongpun harus mempunyai sertifikat.

Lalu mengapa ada semacam penolakan keras tentang sertifikakasi ahli agama ? Mengapa resisten sekali penolakkannya.

Saya teringat kisah tentang pengangkatan Pastor di agama khatolik atau Pendeta diagama Protestan. Banyak sekali rangkaiannya. Belum lagi waktu ditempuhnya.

Di Protestan, seorang penginjil harus seorang sarjana teologi dan sudah menjalani pelayanan minimal 2 tahun. Sedangkan seorang pendeta sudah harus menjalani pelayanan selama 7 tahun.

Sedangkan di Katolik, menjadi pastor lebih panjang lagi. Seorang pastor dapat diangkat setelah 5 tahun menjadi imam. Belum lagi jenjang seminari yang harus diikuti ketat bertahun-tahun.

Setiap proses pendeta atau pastor tercatat rapi dalam dokumen yang dapat diakses siapapun. Sehingga tidak mudah orang mengaku menjadi Pastor atau pendeta.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline