Lihat ke Halaman Asli

Musni Umar

TERVERIFIKASI

Prof Dr Arief Rachman Bergabung di Universitas Ibnu Chaldun

Diperbarui: 4 Agustus 2016   13:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tadi malam (03/8/2016) dalam acara Silaturrahim Idul Fitri dan Curah Pendapat untuk Kemajuan Bangsa yang dilaksanakan oleh Majelis Nasional Kahmi dan PB HMI, saya bertemu Prof Dr Arief Rachman, pakar pendidikan dan juga guru besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Kami berdua saling bersapa, cium pipi kanan dan kiri sebagai tanda keakraban.  Prof Dr Arief Rachman adalah teman lama saya, pernah sama-sama ditahan oleh rezim Orde Baru tahun 1978 berkaitan dengan gerakan dewan mahasiswa/senat mahasiswa yang menolak pencalonan kembali Soeharto sebagai Presiden RI periode berikutnya.

Pada saat  itu, Prof Dr Arief Rachman adalah Pembantu Rektor lll Bidang Kemahasiswaan IKIP Jakarta, yang diawal Orde Reformasi diubah nama menjadi Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Prof Dr Arief Rachman adalah pakar pendidikan, pendidik, aktivis pergerakan, perintis dan pendiri LabSchool bersama Prof Dr Conny R. Semiawan, yang sangat maju dan alumninya hampir 100 persen masuk ke PTN terkemuka di Indonesia. Pak Arief adalah public figure, yang dikenal luas oleh mereka yang berkuasa, mantan penguasa dan masyarakat Indonesia.       

Para aktivis 77/78 terutama yang ditahan di Kampus Kuning, memanggil Prof Dr Arief Rachman dengan panggilan Pak Arief.  Sayapun tadi malam menyapa beliau  dengan panggilan Pak Arief.  Beliau bertanya kepada saya aktif di mana tiap hari? Saya menjawab di Universitas Ibnu Chaldun (UIC). 

Saya kemudian menjelaskan kepada Pak Arief tentang Universitas Ibnu Chaldun (UIC) yang didirikan para tokoh Islam terkemuka.    Pertama kali yang merintis adalah Parada Harahap, seorang wartawan senior Indonesia, yang mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu Kewartawanan dan Politik yang disingkat (PTIKP) pada tahun 1951 yang merupakan cikal bakal  Universitas Ibnu Chaldun. 

Dalam perjalanannya,  kemudian tahun 1956 dikembangkan menjadi Universitas Ibnu Chaldun yang disingkat UIC.  Adapun yang memberi nama Universitas Ibnu Chaldun adalah Prof Dr Osman Raliby, seorang cendekiawan Islam terkemuka kelahiran Aceh yang lama belajar di Jerman.

Pak Arief dan UIC

Sebagaimana dikemukakan diatas bahwa Universitas Ibnu Chaldun diinisiasi pendiriannya oleh para tokoh Islam seperti Parada harahap, wartawan senior Indonesia,  Zainal Abidin Ahmad, mantan Wakil Ketua DPR dari Partai Masyumi, Dr. Ali Akbar, Ali Imran Kadir, Anwar Haryono, Hamka, dan banyak lagi tokoh Islam yang terlibat mendirikan Universitas Ibnu Chaldun yang pada mulanya bernaung dibawah Yayasan Ibnu Chaldun,  yang sekarang menjadi Yayasan Pembina Pendidikan Ibnu Chaldun yang disingkat YPPIC.  

Setelah sekilas saya jelaskan ke Pak Arief tentang Universitas Ibnu Chaldun, beliau menyatakan mau berkabung untuk mengembangkan dan memajukan UIC.  Pak Arief menanyakan apakah ada mata kuliah Filsafat Ilmu, dia mau mengajar mata pelajaran tersebut.

Selain itu, Pak Arief menyatakan setuju kalau namanya bersama saya dijual ke publik sebagai “ikon” untuk menarik calon mahasiswa dan dukungan masyarakat untuk berpartisipasi memajukan Universitas Ibnu Chaldun, karena mesti ada public figure di suatu institusi yang dikenal luas oleh publik sebagai daya tarik untuk menarik minat calon mahasiswa belajar di Universitas Ibnu Chaldun.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline