Sumber Foto dari Google
Saya adalah salah seorang dari sekian banyak yang berharap terhadap Partai Keadilan Sejahtera (PKS) karena para pimpinan dan kadernya dari kalangan terpelajar, berkualitas, kuat iman dan kepeduliannya terhadap umat, bangsa dan negara.
Setidaknya ada lima harapan terhadap PKS. Pertama, para kadernya jujur, tidak korupsi ketika memegang jabatan. Kedua, amanah yaitu melaksanakan segala sesuatu yang dibebankan oleh Allah sebagai khalifah.
Ketiga, memihak total kepada rakyat jelata yang masih sangat banyak jumlahnya di negeri ini, yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaan sebagaimana yang dicita-citakan oleh para pendiri negara kita.
Keempat, bersatu dan mampu mempersatukan umat yang merupakan bagian terbesar dari bangsa Indonesia yang mayoritas masih terpuruk, sehingga bisa berdiri tegak dan duduk sama rendah dengan umat lainnya.
Kelima, menjadi institusi politik yang kredibel, terpercaya dan menjadi pembawa rahmat bagi smesta alam (rahmatan lil’alamiin).
Harapan saya dan banyak orang, belum menjadi kenyataan. Bahkan belakangan ini semakin memprihatinkan karena PKS gaduh diantara sesama kader dan antara kader dengan pimpinan.
Kondisi PKS yang gaduh sangat merugikan. Pertama, watak mayoritas bangsa Indonesia mengutamakan “harmoni”. Mereka selalu mencap negatif, siapa saja termasuk partai politik yang gaduh. Dampaknya, tidak bakal dipilih rakyat dalam pemilukada dan pemilu legislatif.
Kedua, PKS yang gaduh kehilangan kredibilitas, simpati, popularitas dan elektabilitas.
Ketiga, publik kehilangan harapan terhadap PKS sebagai partai masa depan, karena persoalan internal tidak bisa diselesaikan dengan musyawarah dan mufakat.
Keempat, melemahkan posisi PKS yang berada diluar pemerintahan. Sejatinya mereka kompak, bersatu, dan berani menyuarakan isu-isu ketidak-adilan, dan isu-isu kekinian yang merugikan umat dan bangsa, sehingga PKS bisa menarik simpati dan dukungan publik seperti yang pernah dilakukan PDI-P selama 10 tahun di luar pemerintahan, tetapi PKS tidak bisa melakukannya karena tersandera dengan kegaduhan internal.