Lihat ke Halaman Asli

Musni Umar

TERVERIFIKASI

Diplomasi Ekonomi Presiden Jokowi untuk Bangun Indonesia

Diperbarui: 22 Mei 2016   16:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: regional.kompas.com

Kemarin (21/5/2016) Presiden Joko Widodo yang akrab dengan panggilan Jokowi, telah kembali ke tanah air setelah melakukan kunjungan kenegaraan 6 hari di Korea Selatan dan Rusia.

Lawatan kenegaraan Presiden Jokowi di dua negara tersebut memberi harapan besar bagi Indonesia yang sedang gencar-gencarnya melaksanakan pembangunan.

Sebagai sosiolog, saya memberi apresiasi yang tinggi kepada Presiden Jokowi yang banyak melakukan terobosan untuk mencari jalan keluar agar pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia bisa berjalan lancar.

Kita sudah ketahui bahwa persoalan yang dihadapi Indonesia dalam pembangunan ialah kita tidak mempunyai dana yang cukup untuk membiayai pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan laut dan armada laut yang memadai untuk mewujudkan tol laut yang cepat, tepat waktu dan murah untuk menghubungkan seluruh wilayah Indonesia. Juga untuk membangun pelabuhan udara, kereta api, LRT (Light Rapid Transit), MRT (Mass Rapid Transit), pengairan, jalan desa dan sebagainya untuk menggerakkan dan memajukan ekonomi Indonesia, dan mewujudkan berbagai program yang sudah dicanangkan dalam Nawacita.

Besarnya biaya yang diperlukan tidak mungkin hanya mengandalkan dana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan berutang untuk membiayai pembangunan infrastruktur di seluruh negeri ini.

Presiden Jokowi melakukan diplomasi ekonomi di berbagai negara yang mempunyai ekonomi kuat seperti Korea Selatan dan Rusia yang baru saja dijalani. Tujuannya sangat jelas yaitu membuka peluang sebesar-besarnya bagi Korea Selatan dan Rusia dan semua negara sahabat di seluruh dunia untuk berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi Indonesia melalui investasi yang memberi keuntungan bagi Indonesia dan mereka yang menanamkan modalnya di Indonesia.

Dengan demikian, dana yang sangat besar dan diperlukan untuk membiayai pembangunan infrastruktur, bisa ditutupi oleh negara-negara yang dikunjungi atau investor dari negara yang dikunjungi, sehingga kendala modal untuk membiayai pembangunan di Indonesia dapat diatasi.

Optimisme, Sebaiknya Segera Ditindaklanjuti
Diplomasi ekonomi melalui strategi dan taktik yang dilakukan Presiden Jokowi memberi optimisme yang besar bagi bangsa Indonesia bahwa pembangunan infrastruktur yang memerlukan dana sangat besar bisa diatasi, yang selama ini banyak pihak yang pesimis karena mau ambil dana dari mana untuk membiayai berbagai proyek yang sudah dicanangkan.

Seperti lawatan Presiden Jokowi keluar negeri sebelumnya, sewaktu melakukan lawatan kenegaraan di Korea Selatan, ditandatangani Nota Kesepahamanan (Memorandum of Understanding) dengan pemerintah negara ginseng tersebut yang meliputi antara lain: bidang maritim, industri kreatif, kawasan ekonomi khusus, restorasi lahan gambut, dan pemberantasan korupsi.

Selanjutnya, lawatan Presiden Jokowi ke Rusia yang dilanjutkan dengan menghadiri KTT ASEAN-Rusia di Sochi. Dalam pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, ditandatangani Nota Kesepahmanan (MOU) yang meliputi ekspor kelapa sawit, produk perikanan, buah dan sayuran, kerja sama potensi pariwisata dan diversifikasi investasi. Selain itu, Rusia berkomitmen bangun kilang minyak di Indonesia.

Dengan demikian, lawatan kenegaraan Presiden Jokowi ke Korea Selatan dan Rusia memberi bukti bahwa diplomasi ekonomi yang banyak dilakukan Presiden Jokowi adalah untuk mewujudkan pembangunan di Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline