Lihat ke Halaman Asli

Musni Umar

TERVERIFIKASI

Tidak ada Wanita yang Mau Jadi Pelacur, Selamatkan Mereka!

Diperbarui: 2 Maret 2016   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pagi ini, 03 Maret 2016, Bayu dari Okezone.com wawancara saya tentang rencana pemerintah kota Tangerang menggusur lokalisasi Dadap untuk mencegah eksodus eks PSK Kalijodo.

Sebagai sosiolog, saya mendukung penggusuran lokalisasi Dadap sebagaimana halnya saya mendukung penertiban lokalisasi Dolly di Surabaya dan lokalisasii Kalijodo di Jakarta.

Saya mengingatkan bahwa tidak ada wanita yang mau jadi pelacur. Keadaanlah yang memaksa mereka menjadi pelacur.

Menurut saya, pelacuran di Indonesia, dibagi dua, yaitu prostitution by need dan prostitution by lifestyle.

Pelacuran yang terjadi di Kalijodo, Dadap dan diberbagai tempat lain, dilakukan para wanita dari kelas menengah ke bawah. Mereka melakukan prostitusi karena untuk mendapatkan uang guna memenuhi kebutuhan hidup. Pada umumnya mereka dari latar belakang keluarga yang miskin, kurang pendidikan dan tidak memiliki kepakaran (keahlian). Mereka dijerat oleh germo, perantara dan teman sekampung untuk menjadi pelacur demi mendapatkan uang untuk hidup lebih layak.

Sementara prostitution by lifestyle, pada umumnya dilakukan oleh wanita dari kelas menengah ke atas seperti para artis. Tempatnya di hotel-hotel dan di berbagai tempat yang mewah dan eksklusif. Motif mereka melakukan prostitusi adalah untuk mendapatkan uang dalam jumlah yang besar guna memenuhi kebutuhan hidup yang mewah (hedonis).

Memanusiakan Pelacur

Penertiban yang dilakukan terhadap wanita pelacur di Kalijodo dan rencananya di Dadap, Tangerang, tidak boleh hanya menggusur tempat mereka praktik prostutusi, tetapi harus mencakup lima hal.

Pertama, merubah mindset (pola pikir) mereka. Pola pikir harus di brain washing (cuci otak) supaya tidak kembali menjadi pelacur setelah digusur dari tempat mereka praktik.

Kedua, memberi pelatihan ketrampilan (kepakaran) sesuai minat dan kemauan mereka. Berbagai macam jenis pekerjaan harus ditawarkan kepada mereka dengan gambaran prospek usaha yang akan digeluti.

Ketiga, memberi tempat berusaha. Tidak cukup hanya memberi tempat tinggal sebagaimana yang sudah dilakukan, tetapi yang lebih penting memberi kail kepada mereka untuk hidup yang benar dan mempunyai masa depan yang pasti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline