Sebagai sosiolog tentu prihatin kondisi yang dialami bangsa kita sehubungan terus melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, yang sempat menembus 1400 rupiah perdolar Amerika Serikat.
Setidaknya ada 3 (tiga) faktor yang membuat saya sedih dan prihatin dengan melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.
Pertama, semakin bertambah banyak utang luar negeri kita, karena setiap penguatan dolar Amerika Serikat berarti bertambah utang luar negeri yang pada umumnya kita berutang dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Ini meningkatkan beban rakyat Indonesia karena utang harus dibayar oleh pemerintah, yang berarti mengurangi dana untuk membangun dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.
Kedua, semakin miskin rakyat Indonesia sebab kebutuhan pokok dan sekunder bangsa Indonesia diimpor sehingga kita mengalami defisit transaksi berjalan yang parah. Akibatnya rupiah tertekan dan kebutuhan pokok meningkat harganya, sementara penghasilan rakyat tidak meningkat. Jadi rakyat bawah semakin miskin dan menderita.
Ketiga, meningkat pemutusan hubungan kerja (PHK) karena bahan baku untuk keperluan industri pada umumnya dari impor dan barang yang diimpor harus dibayar dengan dolar, sementara hasil produksi dijual dalam mata uang rupiah dan daya beli masyarakat melemah sehingga banyak perusahaan rugi dan akhirnya gulung tikar.
Kiat Memperkuat Rupiah
Di masa lalu sebelum Rizal Ramli dilantik menjadi Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya RI pernah mengatakan bahwa Indonesia menghadapi masalah besar karena mengalami 4 (empat) macam defisit yaitu defisit anggaran, defisit perdagangan, defisit transaksi berjalan dan defisit neraca jasa-jasa.
Hans Antlov, ekspartriat berkebangsaan Swedia yang sudah lama bermukim di Indonesia, ketika saya bertemu di Ford Foundation dalam suatu acara, dia mengemukakan bahwa ekonomi Amerika Serikat sekarang sedang kuat-kuatnya yang ditandai dengan menguatnya dolar Amerika Serikat, sehingga menekan mata uang asing termasuk rupiah.
Dengan demikian, persoalan ekonomi dalam negeri Indonesia dan faktor global, memberi dampak negatif terhadap rupiah dan ekonomi Indonesia.
Pertanyaannya, bagaimana kiat atau taktik untuk memperkuat rupiah dan menyehatkan ekonomi Indonesia agar segera keluar dari kesulitan yang dialami.
Sebagai orang awam dalam bidang ekonomi, menurut saya, pemerintah, para politisi, dunia usaha serta masyarakat luas harus melakukan 5 (lima) hal.