Lihat ke Halaman Asli

Musni Umar

TERVERIFIKASI

Debat Presiden Tidak Ada Relevansinya Kemajuan Indonesia

Diperbarui: 20 Juni 2015   04:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malam ini, 9 Juni 2014, seluruh bangsa Indonesia bisa menyaksikan debat kandidat Presiden dan Wakil Presiden RI, karena hampir semua stasiun TV akan menyiarkan secara langsung (live).

Sebagai aktivis dan ilmuan yang banyak menggeluti masalah sosial dan pernah menjadi anggota parlemen, walaupun tidak lama, tentu sangat menyukai perdebatan seperti di Indonesia Lawyer Club (ILC) yang dipandu Karni Ilyas, Presiden ILC  dan ditayangkan secara langsung (live) di TV ONE.

Malam ini dalam bentuk lain, kita akan menyaksikan debat dua calon Presiden dan calon Wakil Presiden, yang akan diikuti Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan Jokowi-JK.

Walaupun saya menyukai debat di TV, tetapi timbul pertanyaan dalam diri saya, apa relevansi debat kandidat Presiden dan Wakil Presiden dengan kemajuan Indonesia?

Pertanyaannya, apa yang jadi pemenang debat, otomatis akan  dipilih rakyat, dan kalau rakyat memilihnya, apa ada jaminan bisa membawa seluruh bangsa Indonesia lebih maju, lebih adil dan lebih sejahtera.

Pengalaman guru paling baik

Tahun 2004 dan 2009,  debat kandidat Presiden dan Wakil Presiden telah dilaksanakan.  Saya termasuk salah satu yang ikut menyaksikan di TV dan memberi analisis tentang pemenang debat.  SBY sebagai capres  2004 dan 2009 telah menyampaikan pandangan dalam debat kandidat dengan sangat baik, mendalam, runut, dan mengalir bagaikan air.

Rakyat akhirnya memilih SBY menjadi Presiden RI.  Walaupun saya yakin rakyat memilih SBY menjadi Presiden RI bukan semata-mata karena penyampaian visi, misi dan programnya sangat baik.

Akan tetapi sebagai catatan sejarah, apa yang disampaikan SBY dalam debat kandidat capres dan cawapres dengan realitas dilapangan, jauh panggang dari api.   Mayoritas rakyat bawah setelah Indonesia dipimpin Presiden SBY selama 10 tahun, tetap hidup miskin dan kurang pendidikan.

Harus diakui terjadi pertumbuhan ekonomi yang tinggi, rata-rata 6 persen pertahun,  Indonesia masuk 10 terbesar ekonomi didunia, tetapi pertumbuhan dan kemajuan yang dicapai hanya semakin memperkaya orang kaya, dan orang-orang miskin tetap miskin dan bahkan semakin termarjinalisasi.

Maka, tidak ada kaitan antara penyampaian visi misi dan program yang baik dalam debat kandidat Presiden dan Wakil Presiden dengan kemajuan Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline