Lihat ke Halaman Asli

Musni Umar

TERVERIFIKASI

SBY dan Partai Demokrat Kubur Demokrasi

Diperbarui: 17 Juni 2015   23:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mayoritas publik marah terhadap SBY dan Partai Demokrat. Bagaimana tidak marah, pemilukada langsung merupakan produk reformasi yang patut dibanggakan karena melalui sistem ini, pertama, kepala daerah terpaksa peduli, membela dan memajukan rakyat. Kalau tidak, maka pada pemilukada berikutnya tidak akan dipilih lagi oleh rakyat. Sebab suara rakyat jelata sama nilainya dengan suara rakyat dari kalangan elit.

Kedua, telah berhasil memilih pemimpin daerah yang hebat seperti Joko Widodo, Ridwan Kamil, Ibu Risma dan lain-lain, sebagai cikal bakal pemimpin nasional, yang tidak pernah terjadi pada masa Orde Baru yang memimpin Indonesia selama 32 tahun lamanya.

Ketiga, kepala daerah memiliki kedekatan emosional dengan rakyat yang memilihnya, sehingga terdapat beberapa daerah melalui sistem pemilukada langsung telah menghadirkan kepala daerah yang berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyat sesuai amanat pembukaan UUD 1945.

Belum Sempurna

Selama 10 tahun pelaksanaan pemilukada langsung, harus diakui masih banyak kelemahan seperti biaya yang amat mahal, politik uang, kecurangan dan lain sebagainya.

Sejatinya kelemahan itu, diperbaiki dan disempurnakan. Akan tetapi, yang dilakukan adalah mengembalikan pemilihan kepala daerah kepada DPRD yang semua tahu bobrok.

Reformasi yang dilakukan bangsa Indonesia tahun 1998 telah melakukan koreksi dengan mengembalikan kedaulatan rakyat kepada pemiliknya yaitu rakyat melalui pemilukada langsung, justru Presiden SBY dan Partai Demokrat sebagai partai penguasa berperan besar memuluskan kembalinya kedaulatan rakyat kepada DPRD.

Mengubur Demokrasi

Sejatinya Presiden SBY dan Partai Demokrat sebagai pemenang pemilu legislatif tahun 2009 menyelamatkan warisan reformasi yaitu pemilukada langsung

Pertama, Presiden SBY menjadi pemimpin Indonesia selama 10 (sepuluh) tahun lamanya adalah berkat adanya refirmasi yang melahirkan demokrasi. Kalau tidak ada reformasi, maka hampir pasti SBY tidak akan terpilih menjadi Presiden RI.

Kedua, Presiden SBY berkibar namanya di seluruh penjuru dunia sebagai pemimpin demokrasi di negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia. Ini luar biasa dan patut disyukuri. Wujud kesyukuran, Presiden SBY dan Partai Demokrat yang dipimpinnya wajib memelihara, merawat dan menjaga demokrasi supaya terus tumbuh dan berkembang di Indonesia sehingga membawa kesejahteraan dan kemajuan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline