Lihat ke Halaman Asli

Musni Umar

TERVERIFIKASI

Kisruh DPRD DKI vs Ahok Rugikan Warga DKI Jakarta

Diperbarui: 17 Juni 2015   18:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa hari lalu saya dihubungi para Ketua RW dan tokoh masyarakat. Pertama, mengeluh karena insentif/honor, sampai saat ini belum diterima. Akibatnya mereka harus pinjam uang untuk bayar honor security (keamanan).

Kedua, bantuan sosial untuk pemberdayaan masyarakat yang sudah diajukan, sampai pertengahan November 2014 ini belum ada kabar beritanya.

Ketiga, program pemberdayaan bagi warga masyarakat yang biasanya gencar dilaksanakan, belum dapat dilaksanakan.

Keempat, pelaksanaan pembangunan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tidak menggeliat seperti tahun-tahun sebelumnya.

Kelima, penyerapan APBD DKI Jakarta minim

Kisruh Politik

Masyarakat merasa prihatin situasi politik di DKI Jakarta, karena sudah berimbas dalam pelaksanaan pembangunan. Pertama, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Wakil Gubernur DKI jakarta, sejatinya sudah dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Presiden Jokowi, tetapi kisruh politik antara DPRD Versus Ahok menyebabkan hal itu belum terlaksana. Kisruh tersebut telah menghambat pengesahan APBD Perubahan dan pelaksanaannya.

Kedua, masyarakat DKI Jakarta yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Jakarta (KMJ) menolak Ahok dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Untuk mewujudkan penolakan, mereka menggelar demo besar-besaran di halaman gedung DPRD DKI dan di Balai Kota, tempat berkantornya PLT Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kisruh politik diprediksi akan semakin bertambah setelah Koalisi Merah Putih diresmikan pembentukannya di DKI Jakarta pada 11/11/2014.

Ketiga, anggota DPRD DKI Jakarta dari Koalisi Merah Putih akan semakin solid menolak pelantikan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta. Secara yuridis, setelah Jokowi dilantik menjadi Presiden RI otomatis Basuki Tjahaja Purnama menjadi Gubernur DKI Jakarta menggantikan Jokowi sebagai Gubernur DKI Jakarta. Akan tetapi, lawan politik Ahok mencari segala macam alasan untuk menggagalkan pelantikan Ahok menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Keempat, Ahok secara politik dalam posisi sulit karena tidak memiliki dukungan politik di DPRD DKI Jakarta, setelah mengundurkan diri sebagai kader Partai Gerindra. Kondisi ini dimanfaatkan lawan politik Ahok di DPRD DKI dan di dalam masyarakat untuk melengserkan Ahok.

Solusi Politik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline