Hiruk-pikuk angin ribut
Ku tutup pendengaranku
Bersandar dalam bayangan kepekatan
Menggigit senyuman buatan...
Ku tanamkan pijakan ini ke butala
Ku harap tak tergoyahkan...
Maut pun terhuyung-huyung
Berpikir waktunya menjemput...
Sandiwara apa lagi harus ku perankan
Watakku bercampur darah