Lihat ke Halaman Asli

Malica Ahmad

Freelancer dan Blogger

Lebih Dekat dengan Kearifan Lokal Tanah Mimika

Diperbarui: 21 Mei 2023   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: travelkompas.com

Mimika merupakan salah satu kabupaten di provinsi Papua. Sedangkan Timika adalah ibukota kabupatennya. Mimika terkenal di Indonesia karena di daerah ini terdapat tambang emas terbesar dunia. Selain itu Mimika juga terkenal akan kebudayaan upacara adat dan kekayaan alam yang sangat berlimpah.

Kebudayaan Tanah Mimika

Ada 7 suku yang mendiami Mimika, dua diantaranya suku asli yaitu suku Amungme yang menempati wilayah pegunungan dan suku Kamoro menempati wilayah pantai, sedangkan 5 suku lainnya adalah suku Dani, suku Damal, suku Mee atau Ekari, suku Nduga, dan suku Moni. 

Suku-suku ini memiliki hak ulayat yaitu hak atas kepemilikan tanah adat. Orang Papua memiliki tanah adat yang sudah diwariskan secara turun-temurun mulai dari leluhur dan digunakan oleh generasi penerusnya sebagai tempat untuk berburu dan berkebun. Sayangnya tanah-tanah adat ini berada di kawasan tambang emas sehingga sering kali terjadi gesekan mengenai hak ulayat antara warga dan pihak perusahaan tambang.

Suku asli Papua lebih suka hidup damai dan jarang menyentuh kehidupan modern agar tidak terjadi konflik sehingga mereka memilih untuk menyingkir ke pedalaman.

Upacara Adat yang Terkenal di Mimika

 Bagi suku Kamoro keterampilan membuat ukiran harus diturunkan ke anak-cucu. Seorang laki-laki harus bisa membuat ukiran setelah melewati upacara adat Karapao. Upacara ini merupakan upacara adat inisiasi atau pendewasaan anak laki-laki.

Anak laki-laki akan diminta memukul batang pisang bila ia kesakitan maka dianggap belum bisa menjadi pengukir. Selain itu ada juga anak yang dipersiapkan menjadi penabuh Tifa atau penari. Fungsi adat ini diturunkan dari nenek moyang ke generasi selanjutnya. Anak yang dianggap lolos pada ujian karate akan diberi tindik pada hidung dan dianggap telah dewasa sehingga diwariskan kemampuan seni dari bapaknya.

Suku Dani memiliki tradisi bakar batu yaitu kegiatan memasak bersama masyarakat di seluruh kampung untuk menjaga silaturahmi, keharmonisan dan kerukunan antar suku. Tradisi ini juga digunakan saat acara-acara penting seperti pernikahan, kelahiran anak, pengangkatan kepala suku baru, dan mengumpulkan prajurit yang akan berperang. 

Tradisi bakar batu dimulai dengan membuat lubang tanah yang cukup besar dan membakar batu di atas perhatian hingga menjadi merah dan sangat panas. Batu yang telah panas akan diletakkan di dasar lubang lalu dilapisi dengan daun daun pisang lalu dilapisi dengan daun daun pisang dan batu panas lagi.  Di atasnya ditaruh daging babi yang telah dipotong-potong. 

Kemudian ditutupi dengan daun pisang lagi. Pada lapisan berikutnya ada ubi, singkong dan sayuran rebus. Lapisan terakhir ialah batu panas dan ditutup dengan alang-alang dan daun pisang. Proses memasak memakan waktu 1-2 jam tergantung besar lubang dan makanan yang dimasak. Bila telah matang, makanan akan dikeluarkan dan disantap bersama oleh seluruh warga.

Kekayaan Alam Tanah Mimika

Bukan itu luas Kabupaten Timika sekitar 21 km2 atau 4,75% dari luas wilayah Provinsi Papua. Daerah ini memiliki topografi dataran tinggi dan rendah di sebelah utara berbatasan dengan Pegunungan Jayawijaya sebelah selatan berbatasan dengan Laut Arafuru sebelah timur dengan Kabupaten Asmat dan di sebelah barat dengan Kabupaten Kaimana. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline