Lihat ke Halaman Asli

Empat Hari Belajar Kedisiplinan di AKMIL

Diperbarui: 17 Juni 2015   09:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

142677910218863284

[caption id="attachment_404090" align="aligncenter" width="600" caption="Tradisi penyambutan tamu masuk kesatrian (foto dindin)"][/caption]

Beberapa hari yang lalau saya mengikuti Diklat Kepemimpinan dan Bela Negara yang diselenggarakan oleh Sekolah Nasima.  Kegiatan  ini  dilaksanakan di Lembah Tidar Kompleks  Akademi Militer Magelang. Peserta Diklat berjumlah 60 orang yang terdiri dari para manajer, kepala sekolah, wakil kepala  sekolah, dan guru-guru terpilih.

[caption id="attachment_404099" align="aligncenter" width="500" caption="Gubernur Akmil Mayjen Sumardi saat membuka Diklat (foto dindin)"]

14267806581203419908

[/caption]

Acara   dibuka secara langsung oleh Gubernur Akademi Militer Mayor Jenderal Sumardi di Gedung Leo Kailola Kompek Akmil Jl. Gatot Subroto Magelang. Acara pembukaan tersebut dihadiri juga oleh Wakil Gubernur Akmil Brigjen Sudirman, Direktur Bina Lembaga (Dirbinlem) Kol.Inf. Whisnu, Direktur Bina Pendidikan (Dirbindik) Kol. Inf.  Eka Wiharsa Direktur Bina Pengkajian dan Pengembangan (Dirbinjianbang) Kol Inf. Agus Winarsa, dan pejabat distribusi lainnya.

Selama empat hari para peserta Diklat mengikuti kegiatan dengan jadwal yang sangat ketat dan padat. Sungguh pengalaman yang cukup berkesan, mengingat semua peserta adalah warga sipil yang takpernah mengenyam pendidikan militer.

Kegiatan dimulai pkl 04.00  dan  beakhir pukul 22.00 WIB.  Peserta  Diklat   diwajibkan mengikuti  rutinitas harian ala taruna seperti bangun  pagi,   kegiatan ibadah, senam pagi,  apel pagi, makan, apel malam, semua dengan standar operasional prosedur militer.

[caption id="attachment_404096" align="aligncenter" width="500" caption="Kegiatan PBB baling banyak menguras energi (foto dindin)"]

14267800721569879158

[/caption]

Para peserta Diklat menerima pelajaran teori maupun praktik, yang meliputi materi metode bimbingan pengasuhan taruna, wawasan kebangsaan, PBB, psikologi kepemimpinan dan team work.  Kegiatan   fisik maupun non fisik itu bertujuan menempa  dan menggembleng peserta Diklat  agar  menjadi SDM yang handal, berkarakter, mempunyai komitmen dan integritas yang kuat untuk kemajuan.  Khusus untuk materi Proxy War disampaikan secara langsung oleh Gubernur Akmil Mayjen Sumardi.

Kedisiplinan Berawal dari Tempat Tidur

[caption id="attachment_404093" align="aligncenter" width="500" caption="Kedisiplinan berawal dari tempat tidur (foto dindin)"]

14267794281073739118

[/caption]

Pelajaran pertama yang diterima peserta Diklat adalah room training atau menata kamar. Kami dibariskan dalam ruangan aula. Di depan para peserta telah disiapkan dipan yang dilengkapi  kasur, seprei,  bantal, dan selimut. Di sebelahnya ada rak dan handuk.

Ternyata itu adalah pelajaran awal yang harus kami pahami sebelum menerima pelajaran-pelajaran selanjutnya. “Ini pelajaran paling prinsip. Semua berawal dan berakhir di tempat tidur. Jadi semuanya  harus paham ini” terang Kapten Edi Parengkung pelatih kami.

Pelatih memperagakan tata cara memasang seprei, menata bantal, selimut, dan menata handuk. Semua harus rapi dan enak dilihat. Jika melanggar akan ada konsekuensi yang harus ditanggung. Bisa berupa hukuman pribadi maupun kolektif, bergantung kesalahan.

Kegiatan Bersama Taruna

[caption id="attachment_404094" align="aligncenter" width="500" caption="Salat Jumat saja sepatunya harus baris (foto dindin)"]

14267796701754426475

[/caption]

Ini sesi yang menarik bagi para peserta Diklat termasuk saya sebagai pendamping. Kelompok kami termasuk yang beruntung memperoleh kesempatan berkumpul bersama taruna. Sesi yang paling menarik adalah saat makan bersama.

Para taruna sebelum masuk ruang makan berjajar dua-dua member hormat dan duduk sesuai regunya. Di tengah-tengah ruang makan  ada dua meja besar terpisah dari meja makan lainnya saling berhadap-hadapan. Di belakang meja tersebut duduk lima orang taruna yang sepertinya memiliki posisi penting.

“Yang duduk di atas itu adalah taruna paling senior dalam masing-masing kesatuan pak. Dan yang duduk  terpisah di kiri kanannya adalah para stafnya” kata taruna yang duduk semeja dengan saya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline