Lihat ke Halaman Asli

Abad 21

Diperbarui: 4 Januari 2018   09:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Diawali dalam kolom Nining (2017) dengan judul Pentingkah TIK dalam Pendidikan,yang menyinggung bagaimana posisi pendidikan dalam abad -21 dengan kemajuan teknologi. Dunia pendidikan, keberadaan system informasi dan komunikasi merupakan komponen yang saling mendukung untuk pertumbuhan prilaku pelajar.(baca). Pembahasan sudah sering dilakukan, bukan sisi topik yang dipilih penulis tidak lagi spesial, namun sebagai langkah memulai dari tulisan ini, bahwa teknologi dengan dua efek yang ditimbulkan memang perlu untuk diperhatikan bagi perkembangan tumbuh kembang prilaku anak.

Dunia abad ke-21 banyak membicarakan tentang kemajuan teknologi. Dimana teknologi menjadi memasuki segala bidang. Yang paling ramai adalah bidang marketing, namun tidak terkecuali pula dalam pendidikan. Lantas, seperti apakah bagaimana pengaruh kemajuan teknologi dalam segi bentuk dan strateginnya? Selanjutnya, apakah pengaruh terhadap hasil outputyang dihasilkan selanjutnya khususnya untuk peserta didik? Jangan memandang terlalu sinis terhadap kemajuan jaman. Perjalanan peradaban manusia akan selalu lebih maju, meskipun dalam perjalanan ada sisi putih dan buram. Sisi putih seperi sisi baik yang berakar pada prilaku manusia.

Penerapan strategi mengajar yang tidak mampu memasukan unsur teknologi sekarang kurang mendapat perhatian, atau lebih tepatnya kurang menarik. Peserta didik tidak lagi tertarik dengan isi materi pelajaran, dan mereka tau materi pembelajaran dapat dengan mudah diakses dalam internet. Meskipun dalam masalahnya mereka (peserta didik) kurang berminat untuk menambah pengetahuan secara mandiri dengan berjelajah melalui internet. Selaras dalam kolom dengan judul Mengenal "Plickers and ZipGrape" bagi Guru "Zaman Now",  awal tulisannya mengatakan:

Efek global dari internet sangat rentan bagi dunia pendidikan saat ini. Bila sebagai seorang pendidik alias guru tidak merespons dengan baik dan cepat, niscaya proses pembelajaran di sekolah/kelas seperti membuang garam di laut. Kenapa demikian ? Tidak bisa dipungkiri efek global internet sampai ke daerah-daerah pelosok terpencil sekalipun asal ada jaringan entah 3G atau 2G sudah mengusik interaksi sosial dan kultur budaya masyarakat baik itu orang dewasa maupun anak-anak belum lagi keterbatasan waktu para pendidik atau guru karena disibukan dengan rutinitas yang sangat padat (baca)

Pengalaman yang ditulis dalam kolomnya tentang bagaimana kemajuan jaman banyak disia-siakan pelajar saat ini. Selanjutnya, bagaimana ketertarikan pelajar pada game online dengan fitur bergaya dan bervariasi. Hal tersebut akan sangat hebat jika dapat disematkan dalam pengajaran. Bukan mengajak pelajar untuk bermain game, namun membuat pengajaran menyenangkan seperti ketika mereka bermain game. Singgungan teknologi dan pendidikan yang digagas dalam kolom Seriusnya Serios Gameyang ditulis dalam akun Agate Int (diunggah 27 Desember 2017.). ...Serius di sini memiliki pemaknaan bahwa gim bukan hanya ditujukan untuk hiburan semata, tetapi dapat juga diaplikasikan di dalam pendidikan, pelatihan karyawan, teknik mesin, kesehatan, perencanaan kota, politik, dan pertahanan nasional...(baca) keterangan tersebut, dapat memberi masukan bagaimana keseriusan game dapat dirasukan pengajaran. Meski penulis sendiri lebih besar dalam pembahasan dunia usaha. Ardika Dikoy  menggambarkan keasikan bermain game 2D yang tidak kalah dengan game 3D mutahir, dalam kolomnya berjudhul Ulasan Game Undertable, penulsi menggambarkan secara singkat bagaimana game dapat memberi sebuat kepuasan bagi pemainnya.(baca). 

Media sosial yang semakin beragam dengan berbagai fitur tersaji, dapat pula dijadikan media pembelajaran. Sebuah kolom mengangkat penggunaan softwer/aplikasi Plicker and Zibgrabe dapat menjadi sebagai alat evaluasi melalui android yang memberi kemudahan guru dalam pembelajaran dikelas, dijabarkan sedikit tanpa memberi bagaimana tata cara penggunaanya. 

Sedikit keluar, dalam kolom yang ditulis Tendra (2017) berjudul Cara Mengelola Linkeding bagi Pemula yang menyinggung bagaimana aplikasi Linkedin dapat menjadi cara dalam bidang marketing. Seperti dalam, ...Manfaat yang bisa Anda dapatkan salah satunya adalah sebagai sumber untuk mendapatkan pekerjaan. Perlu diketahui, fitur yang satu ini sudah berdiri sejak tahun 2002 lalu. Penggunanya masih cukup terbatas sekitar 161 juta orang dari sekitar 200 negara lebih di dunia.(baca)

Keterangan jumlah pengguna Linkedin yang ditulis Tendra di atas memperkuat bagaimana pengaruh penggunaan Linkedin. Meskipun tidak menyinggung pengaruh aplikasi Linkedin dalam dunia pendidikan, dari keterangan Tandra dapat dijadikan referrensi apakah Linked menarik untuk dipalikasikan dalam pengajaran. Memang ada beberapa media sosial yang lebih populr dan sudah banyak digunakan. Namun dengan menggunakan media sosial yang berbeda diatas dapat memberi variasi yang berbeda, misalnya dari fitur yang disediakan.

Sebaiknya dalam akhir sebuah pengajaran memberikan satu kesan yang baik dan dapat dijadikan sangu untuk pelajar. Pengajaran yang sebelumnya terasa sebagai beban tanggung jawab tidak dirasakan siswa, malah menjadi satu kesenangan yang menciptakan satu kejadian yang tidak dapat terulang dalam hidup mereka.seperti game, buka piala yang diburu seorang pemain game, tetapi satu pengalaman dalam menjelajahi setiap sesi. Melalui cepatnya kemajuan teknologi, dan dua sisi gelap terang yang mengikutinnya. Dapatkah dimanfaatkan bukan pendidik sebagai penanggung jawab peradaban masa depan, bukan malah terkapar menjadi korban.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline