Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

[Puisi Arin] Luka Itu Bernama Zain

Diperbarui: 15 November 2024   18:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fajar pagi, sekali waktu, pernah menyakitkan - ilustrasi kelukaan - dokpri

Kukira takkan kukenal luka. Bernama Zain. Pedih ia. Perih. Di balik pendar cahaya, gelap pekat kental masih mengurai..

Pada fajar pagi yang dirayakan burung, gemerlap embun di ujung rumput, terseok ia. Malam terlalu cepat usai. Malam selalu baik sembunyikan luka. Luka bernama Zain.

Kukira, telah sembuh ia. Ujung bibirnya sering lebar menguntai senyum. Geligi putihnya sekali waktu tampak, penuh-penuh. Mudahnya manusia ditipu. Senyum dan tawa, kata mereka, adalah bahagia.

Senyum dan tawa yang sama, pernah kusungging tulus. Aku, si luka, tentu punya hak untuk juga bahagia. Nyatanya, perlahan, manusia-manusia yang sama, tak berikan tempat untuk bahagia.

Lukaku mereka sebut cacat. Lukaku mereka namai tak normal. Mengapa bukan mereka, si cacat dan si tak normal?Aku hanya sempat terluka. Tak lantas aku bukan manusia.

Lukaku mulai menjadi-ku. Zain. Selalu malam, memelukku, dalam langkah perlahan. Kami bercanda tentang apa saja. Gelapnya tersenyum dan tertawa. Manusia-manusia cacat dan tak normal itu, sedang istirahatkan kecacatan dan ketak-normalan mereka. Lihat aku, luka, Zain, sedang bercinta dengan gelap.

Lalu satu pagi, yang semula menyakiti, berbinar selaras terangnya. Masih ada manusia-manusia, tak banyak, melihatku bersama luka-luka mereka sendiri. Habib, Agung, Rizki, Fitri, Ria. Habib temani senyum dan tawaku bersama gelap. Sisanya, kami bergelak, bertukar binar cemerlang mata.

Lukaku, Zain, bercermin. Gelap pekat di balik binar mata, menguap di kepul secangkir kopi hitam. Lukaku hendak mengering. Tinggalah ia, Zain saja.

Hai Arin..Kita bertemu dalam luka. Lihatlah. Pertemuan cinta kita, semoga tak panjangkan para luka. Seperti Zain, semoga hanya tertinggal, anak perempuan dan anak lelaki. Kita. Saja.

*Selong, November 15, 2025

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline