Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

Jelajah Jajanan Basah, Kuliner Pastrad Lombok

Diperbarui: 26 April 2023   15:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jaje Dadar,  kudapan lezat di pasar tradisional Lombok. Cred. FB Wiwik Sugiarti

Topik Samber THR hari ini cukup sulit buat saya. Terutama karena saya ingin khusus mengulas jajanan basah khas Lombok. Yang ternyata,  relatif tidak banyak. Kalau pun ada,  rasanya lebih sering dikenal sebagai jajanan nusantara (Jawa).  Repot juga ya.. 

Bagaimanapun, akhirnya ya jadi menceritakan ulang kenangan-kenangan personal masa kecil. Lalu diperdalam dengan referensi selama sekolah,  kuliah dan bacaan-bacaan lintas negara,  adat istiadat serta budaya. Benarlah,  buku itu jendela dunia. Apa-apa yang awalnya kita yakini hanya ada di kampung kelahiran sendiri,  ternyata bisa jadi serapan dari budaya lain. Atau bahkan justru budaya lain yang ditiru,  lantas jadi tren dan kita menganggap itu sebagai budaya kita. 

Semoga sedikit mempermudah,  4 jajanan basah yang saya tuliskan di sini,  lebih mudah ditemui di pasar-pasar tradisional Lombok. Tak banyak dan jam bukanya pun tak lama. Dua pasar yang relatif paling sering saya datangi dan jajanan ini ada, Pasar ACC Ampenan dan Pasar Dasan Agung. Keduanya di kota Mataram. 

Pertama,  Jaje Dadar,  seperti yang tampak di foto utama tulisan ini. Saya jadikan yang pertama,  karena ini jajanan favorit ibu saya. Menurut beliau,  versi khas Lombok,  yang adonannya tidak terlalu banyak menggunakan margarin atau mentega. Warna hijau dari perasan daun suji,  dan gula aren alami sebagai pemanis dari parutan kelapa muda yang juga segar. Hasil akhirnya,  Dadar yang getas di gigitan pertama,  rasa manis khas gula aren yang berpadu padan dengan aroma kelapa segar. Selalu lezat,  baik ditemani secangkir teh panas atau kopi hitam Robusta Lombok. 

Kedua,  Kelepon Kecerit. Khusus yang ini,  justru wajib ada di pasar tradisional manapun. Bahkan, mudah juga dibeli di bakul sayur yang gunakan Honda GL Pro atau Tiger,  yang berjualan sampai ke desa-desa pelosok di empat kabupaten di Lombok. Yang terlezat, tentu yang menggunakan tepung beras ketan terbaik,  santan kental dari kelapa tua dan lumeran gula merah dari aren yang sama baiknya. Ah iya,  masih juga di'selimuti' parutan pendek dari kelapa 'mengkal'.  Tidak muda, tidak juga tua. Daging kelapa yang masih sisakan kesegaran khas air kelapa muda. 

Mengapa ada kata 'Kecerit'?  Kecerit adalah bahasa Sasak untuk 'cipratan', atau 'letusan kecil'. Iya,  sejumput irisan halus gula merah diletakkan di tengah bulatan dan akan lumer saat dikukus. Pastikan Anda mengunyah sebutir kelepon di dlam mulut. Kunci utama Anda tetap slay saat menikmati Kelepon Lombok. 

Kelepon Kecerit. Cred. FB Wiwik Sugiarti

Ketiga, Reket Tenten.  Nama jajanan hasil nanya ke ibu saya. Hehehe.  Reket itu beras ketan. Tenten itu parutan kelapa yang dikukus dan dipermanis dengan gula merah. Enak?  Iya dong. Syarat enaknya ya sama dengan ulasan dua jajanan sebelumnya. Bahan-bahan premium. Apalagi jika beras ketannya baru saja dipanen. 

Wiwik,  teman masa kecil saya juga,  makin eksis sebagai tukang njajan. Pinter bebikinan,  platingnya juga oke. Cred. FB Wiwik Sugiarti

Keempat, Poteng Jaje Tujak.  Sasak diaspora,  atau siapapun yang sempat menetap di Lombok lalu kembali pulang ke kampung halaman,  serta setidaknya sempat menikmati Poteng Jaje Tujak di momen Lebaran -- bisa jadi menyepakati jajanan ini adalah satu hal yang membuat rindu Lombok. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline