Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

Manggalewa Dompu, Lamongan dan Noeng, Deretan Bakso Favorit

Diperbarui: 24 April 2023   16:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di lima mangkok ini,  yang mana bakso favoritmu?  Cred. Sajian Sedap dot com

Kalau dek Arai Ameliya -- room mate saya di trip 10 Pemenang Lomba Mandalika dulu,  menuliskan tak sah jadi orang Malang kalau tak suka bakso,  saya pikir,  bahkan terasa tak sah jadi orang Indonesia jika tak suka bakso. Yang jadi masalah,  bakso versi daerah mana yang jadi favorit? 

Saya auto teringat beberapa bakso kenangan.  Kenangan,  karena kalau saya bilang favorit,  jamaknya saya akan terus menerus memakan bakso tersebut. Dan ndak bisa.  Salah satunya,  berada di Lamongan. Bihun putihnya bukan bihun bakso yang umum. Lebih halus dan kuahnya pun lebih bening. 

Daerah berikutnya,  di Manggalewa Dompu,  NTB. Sekitar 12 jam naik bus Akap dari tempat tinggal saya di Selong,  Lombok Timur. Berbanding terbalik dari bihun halus di bakso Lamongan,  bakso di Dompu ini menggunakan mi kuning mi gelas.  Jadilah tekstur mi-nya jauh berbeda dari warung bakso lainnya. 

Sekarang,  salah satu warung bakso favorit saya,  warung bakso milik teman SD. Teman masa kecil mungkin lebih tepat. Karena kami satu sekolah sejak SD,  SMP dan SMA,  walau beda kelas.  Aduh,  masih belum hapal nama warungnya. Saya lebih sering menyebutnya sebagai Bakso Noeng. 

Bakso Noeng,  juga relatif anti-mainstream dari banyak warung bakso di kota Selong.  Semangkok porsi lengkap,  berisi dua tahu bakso,  2 pangsit renyah serta sejumput sayur -- potongan sawi dan tauge. Saya lebih suka tanpa tambahan saus,  sambal atau kecap. Kuah beningnya gurih,  rasa kaldu daging sapi yang segar,  serta takaran pas bawang putih dan merica. Jika boleh taburkan sesendok makan bawang merah goreng,  kuahnya jadi makin menyegarkan. Cocok dinikmati di cuaca apapun. Dingin saat hujan,  atau pun terik saat panas. 

Butir baksonya padat. Pilihannya ada bakso urat dan ekstra kikil. Tapi saya jarang memesan kikil. Masih sedang ketagihan bakso biasa saja. Satu lagi catatan unik lain,  suaminya Noeng sudah lama berjualan bakso pentol. Yang rasa keju dan mercon,  dua jenis rasa favorit saya. Setiap membeli,  kalau gagal menahan diri,  jajan 20 ribu rupiah pun bisa saya habiskan sendiri. Ah iya,  khusus pentol,  sambal kacangnya juga enak! 

Kembali ke bakso,  saya pernah berhasil membuat sendiri. Tadinya eksperimen,  alternatif menu lebaran yang umum. Kebetulan,  kakak sulung membeli banyak tetelan daging sapi dan dapat bonus tulang yang banyak.  Waktu itu,  tulang-tulang tersebut saya masak lama dengan api kecil. Resep kuah nyontek hasil googling. Resep cara memasak bakso,  hasil nyontek di keluarga tempat saya nge-kos saat kuliah dulu. Begini cara mereka memasak bakso yang awet dan daging baksonya padat. 

Bakso dan kecap,  seperti Kangkung dan Tauge pada Pelecing Kangkung Lombok. Tapi, saya mulai skip kecap. Cred. Shutterstock/Zulfikri Sasma

Pertama,  didihkan dulu sepanci besar air. Setelah mendidih,  biarkan panci tetap di atas kompor dengan api kecil. 

Kedua, mulai mencetak bakso dengan kondisi air panci hangat saja,  bukan mendidih. Cetakan cukup dengan tangan yang sudah mengenakan sarung tangan plastik ya. Lebih praktis dan cepat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline