Leganya. Perayaan nuzulul qur'an semalam lancar. Makin lega, panitia inti diijinin libur. Ibu Ratih bilang, buat pengganti malam-malam lembur kami, menyiapkan acara selama 10 hari.
"Pokoknya aku mau ngebo sampe dzuhur. Jangan coba-coba pada sok main ke rumah ya. Aku dah pesen bunda buat kunci pintu rumah. Gak ada cerita kalian bakal bisa bangunin aku.. "
Post chat terakhir Kayla tak berjawab. Paling semua juga sudah lelap. Tidur bersambung setelah subuh. Termasuk aku
"Tadi uang jepangnya kamu taruh di mana Imah?..."
"Rasanya di atas kulkas si bu. Saya sudah cari, koq gak ada ya... "
Ibu dan bi Imah sudah mulai sibuk di dapur. Samar obrolan mereka sampai di kamarku. Siang jelang dzuhur ink panas. Jendela dan pintu kamar kubuka lebar.
Uang Jepang? Wah, jangan-jangan obu habis merapikan gudang belakang lagi. Barang-barang lama kakek dan nenek, masih rapi tersimpan. Apa ibu temukan kotak penyimpanan uang Jepang mereka ya. Uang Jepang...
"Buuuu.. Ibu, uang Jepangnya ada brapa? Adel baru ingat, kalau kita tukarkan ke bank, lumayan tu bu. Kak bisa buat nambah-nambah THR..," aku menghambur ke dapur, langsung merepet di sebelah ibu.
"Astaga Adel. Yang pelan ngomongnya. Ditukar kemana? "
"Ya ke bank dong bu. Eh, ini kan belum dzuhur. Banknya pasti masih buka. Adel saja yang tukar gimana?"