Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

Goban Sehari untuk Kulit Segar dan Sehat Selama Ramadan

Diperbarui: 11 April 2023   16:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Brokoli untuk imbangi dua protein hewani dan sekian sdm carbo. Dokpri

Yang aktif di sosmed, tentu sekelabat membaca juga satu konten yang cukup viral. Dimana seorang foodblogger, meski tampak lezat menikmati porsi steak yang ia pesan, namun justru menyebutkan kesan tak nyaman di spot tersebut sebagai latar suara video. 

Bagian yang saya simak, justru khusus di steaknya saja. Di samping cara menikmatinya yang tampak lezat, rasanya sulit memungkiri,  potongan daging sapi segar yang dipanggang sampai tingkat kematangan tertentu, tentu memang lezat. Semakin menggiurkan,  ketika di satu piring lebar terpisah,  disajikan pula enam jenis saus dalam mangkuk kecil. Surga dunia.  

Semangkuk sayur bening kelor dan terong,  platting dengan semangkuk kecil sambal tomat segar dan bawang merah goreng. Dokpri

Di masa sekolah,  daging sapi semacam menu wajib di keseharian warga Lombok. Tapi,  penyajiannya antara jadi Reraon (rawon khas Lombok)  atau Rarit (daging sapi yang dikeringkan dengan dijemur alami, bumbunya hanya garam dan asam). 

Jika berbuka dengan Reraon,  menu sayur 'pengimbang'nya adalah Beberok atau Pelecing kangkung,  tauge dan atau kacang panjang.  Kalau berganti Rarit,  sayur-sayur berkuah seperti bening kelor di foto,  kacang lebui,  atau Cengeh (seperti lodeh di Jawa,  namun sayurnya khas Lombok). Saya baru mengenal dan makan mi instan,  saat baru mulai kuliah. Setelah berumur sekitar 18 tahun. 

Kini,  dengan uang belanja 50 ribu rupiah (goban atau gocap),  sulit melanjutkan kebiasaan mewah di masa lalu. Kalau pun memaksakan diri,  bisa hadirkan daging sapi. Tapi,  sebagai campuran untuk lauk lainnya.  Tak bisa lagi jadi menu protein utama seperti masa kecil dulu. 

Lantas,  apa hubungannya segala daging sapi viral yang mahal,  tak terbeli lago,  dengan kulit sehat dan segar selama berpuasa? 

Jani begidi.. 

Setelah semakin banyak membaca,  saya jadi tahu,  walau penting sebagai asupan nutrisi lengkap  bagi tubuh, terlalu banyak protein hewani tidak baik. Dinikmati dengan tekstur terlembut sekalipun,  proses pengolahan protein di dalam lambung,  jauh lebih lama dibandingkan sayur atau buah. 

Makanya,  mulai banyak yang membantah anjuran,  makanlah buah setelah habiskan sepiring nasi serta lauk pauk. Alih-alih melancarkan pencernaan,  urutan 'tumpukan' makanan yang diproses jadi terbalik.  Yang tadinya bisa lebih cepat,  ampas makanan tertahan oleh tumpukan protein di bagian terbawah. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline