Selong, Lombok Timur - NTB. Bisa sehat dan melaksanakan keseluruhan agenda acara KOLOM History Trip, 'Pelangi dari Timur' yang akan eksplor dua ikonik spot di kota kelahiran Selong, sungguh keberuntungan berpangkat banyak. Apalagi, di rentang dua pekan sebelum H-Day, di hari Ahad 19 Maret 2023, rentetan kesibukan lain ikutan pula memadat. Target melakukan Live Instagram selama satu jam dan mulai di pukul 9 pagi waktu kota Selong, melanjutkan ke Taman Tugu dan berakhir di pantai Labuhan Haji, alhamdulillah, tercapai dan lancar. Total, saya dan rekan-rekan penulis Kompasiana yang ikut, akan beraktivitas bersama selama kurang lebih 5 jam.
Di balik layar, saya dan seorang rekan admin, telah memulainya dari pukul 7 pagi. Yang menjadi persiapan ekstra saya, memastikan setelan peralatan untuk melakukan Live Instagram. Ada kondisi khusus. Jika di banyak acara lainnya, narasumber bisa hadir melalui akun IGnya sendiri. Yang ini, Mas Momo_DM (akun IG) memiliki kesibukan ekstra padat. Jadilah materi direkam berbentuk video dan diputar selama siaran langsung. Berhasilkah?
Benar saja. Siraman matahari pagi, mengganggu tampilan video di layar laptop. Yang ini, masih bisa tertangani dengan segera pindah ke lokasi yang tak tersiram sinar. Gangguan berikutnya, HP utama saya mati mendadak. Tetap masih ada keberuntungan. Indri, salah seorang peserta trip, membekal dua HP karena ia pun seorang youtuber yang aktif membuat konten. HP ketiga dadakan, milik Linda, admin KOLOM. Rekaman langsung materi yang seharusnya lancar, jadi kacau balau di setengah jam awal. Belakangan, tidak paham pula dengan batasan siaran langsung yang pas satu jam saja. Serupa judul lagu yak.
Padahal, di pertengahan Januari, Live IG KOLOM sempat berlangsung lebih dari satu jam dan lancar. Baiklah, setidaknya kita jadi sama-sama tahu sekarang. Akun gratis di IG, siaran langsung hanya dijatah sejam. Wkwkwk
Ngetrip Sisi Sejarah Taman Tugu dan pantai Labuhan Haji
Baiklah, bagaimana pun, masih ada dua agenda utama. Tepat setelah satu jam, kami dan peserta trip bergerak menuju Taman Tugu. Dekat. Tak sampai 10 menit bermotor. Eh, ramai pakai banget. Ternyata ada kumpulan massa partai tertentu. Yang keren, peserta trip sangat bisa mengambil angle-angle foto yang meniadakan atribut partai tersebut di konten mereka.
Taman yang rimbun pepohonan dan bebungaan. Tetap saja panas di pukul 10 pagi. Mungkin karena begitu ramai, agenda yang tadinya hanya satu jam, terpaksa memanjang sampai pukul 12 siang tepat. Syukurlah, ada sudut-sudut taman yang terasa sejuk karena kanopi pepohonan rapat menangkis terik matahari.
Ah ia, karena tripnya hendak mengupas sisi sejarah taman, ini sedikit yang bisa saya ceritakan, berdasar kenangan pribadi. Dulu. Kira-kira 40 tahun lebih, ke masa-masa kecil.