"Ibu sudah tarik laporan dari kepolisian. Bapakmu tak jadi dipenjara. Kita akan segera pindah. Ibu harap, rumah dan sekolah baru ... "
"Terima kasih bu." Aku lelah dengan kalimat panjang. Aku lelah dengan semuanya.
***
"Ibu tidak paham! Aku juga lelah menangis bu! Aku capek dengar orang-orang bicara buruk. Tentang ibu. Tentang bapak. Pembantu bangsat itu!"
"Terus ibu harus bagaimana? "
"Tarik laporan ibu. Biarkan bapak pergi. Aku akan usaha, sisa hidup ibu, hanya tentang bahagia ibu dan aku. Masih bisa kan? "
Sepasang mata kami tak ada jeda untuk benar-benar kering. Bentakan, suara yang bergetar, sedu sedan...Aku tak ingat lagi, sejak hari itu, apa aku dan ibu masih mampu tersenyum?
***
Hidup keluargaku sedang berada di puncak. Bapak dan ibu sedang bersiap berangkat umroh. ONH plus. Walimah haji sudah terlaksana. Undangan untuk sekian lapis jenjang keluarga, sahabat, teman dan relasi bisnis, lancar.
Siang itu, ibu sedang harus bertemu seorang klien bisnis keluarga. Aku sedang makan siang, di resto siap saji terkenal. Hidup kami, secerah matahari di musim kemarau, pada jam dua siang tepat.