Saat ini, anak-anak sudah melewati serba 10 tahun awal mereka. Momen menyambut ramadan sudah minim drama puasa atau sahur. Masing-masing mereka sudah cukup besar untuk tidak mengeluh dan gampang membatalkan puasa, juga drama susah dibangunkan untuk sahur. Masing-masing mereka sudah mulai terbiasa untuk menanggung resiko dari setiap pilihan. Kalau misalnya enggan bangun sahur, ya harus siap menanggung lapar ekstra. Atau kehilangan berkah serta pahala dari anjuran sahur di akhir waktu.
Tetap saja, selalu ada momen-momen kecil dimana kita memang masih harus mengapresiasi mereka dengan khusus. Misal, ketika satu hari, si kakak sulung melakukan semua pekerjaan rumah sendirian. Mulai dari mencuci piring, membersihkan rumah (menyapu dan mengepel) sampai memasak semua menu.
Di hari lainnya, giliran si bungsu. Mungkin belum sekompleks pekerjaan kakaknya, namun ikhtiarnya untuk membantu pekerjaan rumah, tentu pantas dihargai khusus. Tak wajib sesuatu yang mahal. Sesuatu yang menyenangkan, bahkan seringkali bahkan mengajak semua keluarga untuk merasakan kesenangan yang sama.
Kakak dan adik, numpang foto depan masjid, usai berburu Aice Mochi rasa favorit masing-masing. Dokpri
Bahan-Bahan
Tepung terigu, 100 gram.
Telur ayam, 2 butir.
Gula pasir, 2 sdm.
Mentega, 2 sdm
Garam halus secukupnya.
Aice Mochi sesuai rasa favorit masing-masing.
Cara Memasak
Kocok halus semua bahan dan buat pancake di teflon ukuran kecil. Tunggu sampai kuning kecoklatan dan siapkan di piring saji. Hidangkan hangat dengan topping satu, dua atau sesuai selera, Aice Mochi rasa favorit. Khusus pancake saya, saya tambahkan topping rasa strawberry dan durian. Si kakak sulung, meski kecewa karena tak berhasil dapatkan rasa kelepon, memilih topping rasa strawberry dan vanilla. Si bungsu, memilih menambahkan topping semua rasa dan masih ditambah parutan keju!