Kularung semua pedih luka tentangmu, di biru langit dan laut. Lalu kucuri binar matahari pagi. Aku siap hidup, dan pastinya tanpamu
Di pagi buta, aku berdansa salsa sendiri. Ada yang sedang kurayakan. Pergimu. Jangan kembali. Pulau cantik ini menemaniku jadi seseorang yang sendiri dan bahagia.
Cinta dan luka, kamu bilang seperti kopi pagi dan muffin. Cinta dan luka juga, memaksaku habiskan fajar dan senja di Trawangan. Indahnya menghilangkan luka, namun menyimpan cinta. Jelas bukan cinta kamu.
Jika kamu tanya, berapa pagi dan senja yang kucari untuk pengurai luka, aku akan mencari di hitungan yang tak hisa kamu sebutkan. Lalu kamu pun akan sibuk berpikir hanya tentang aku. Sementara aku, lelah dan lelap di pelukan pagi, pun senja.
*Selong, 19 April 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H