Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

Sapa Purnama Hadi dari Lombok

Diperbarui: 13 Maret 2019   19:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Purnama Hadi dipelukan ibu, kakak no 4 (Pak Pahrudin) dan putrinya berusia hampir 6 tahun. Dokpri

Rasanya tidak bisa menemukan kalimat pembuka yang tepat. Jadi, ijinkan saya mengutip saja dari salah satu link berita, tentang kasus gizi buruk di Lombok Timur (Lotim).

... 'Angka stunting di Lotim berdasarkan catatan Dinas Kesehatan (Dikes) Lotim masih berkisar di angka 43%' ... (Suara NTB.com, 12/03, pg. 6 ln. 5).

Terpisah, saya jadi teringat ketika beberapa waktu lalu merasa masygul sendiri. Beredar link berita, tentang pernyataan yang dikeluarkan salah satu kementerian, bahwa delapan kabupaten di Propinsi NTB berstatus Daerah Tertinggal. Potensi SDM terbanyak dari kabupaten terluas di pulau seribu masjid, kampung kelahiran saya, mendadak tak berarti apa-apa. Agak berkurang, ketika secara sederhana melakukan perbandingan. Misal, perbandingan ke kabupaten tetangga, Lombok Tengah.

Lombok Tengah menjadi lokasi dari Bandara Internasional Lombok (maaf, saya masih belum hapal penamaan bandara baru, tanpa harus melakukan googling). Di kabupaten ini pula, sudah mulai terbangun sekian puluh kilometer embrio dari sirkuit Moto GP. Ada pula Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika, dimana sarana prasarananya masih terus menerus dalam proses pembangunan dan penyempurnaan. Pun masih juga termasuk sebagai Daerah Tertinggal.

Nyatanya, perasaan masygul menjadi warga dari dari kabupaten daerah tertinggal, bukan alasan untuk merasa normal dalam menyikapi satu kasus gizi buruk.

Salam Kenal Purnama Hadi

Hari ini, 13 Maret, tak ada bayangan sedikit pun saya akan bertemu Purnama Hadi. Di setengah hari awal, saya menyelesaikan beberapa proses edit di salah satu web travel. Jelang tengah hari, tiga post berhasil saya edit dan memastikan indikator standar SEO-nya sudah berwarna hijau. Beberapa koleksi foto untuk update dan menjaga feed akun IG juga selesai dan terpasang. Masih juga ditambah proses edit beberapa bahan tulisan untuk blog personal dan tentu saja di akun K ini.

Lalu, mendadak akhirnya bisa membayar janji bertemu salah seorang rekan peserta Kelas Women Will Lombok. Satu kelas kreatif yang digagas tim Google Indonesia. Event yang menyasar para perempuan wirausaha di Lombok. Saya bertemu Ibu Sumaeni, pemilik satu lesehan berjarak 10 kilometer dari rumah. Saya berboncengan dengan Vivi Pangjam (Pangeran Jamur), wirausaha lainnya yang sukses berbisnis olahan jamur. Kami bertiga berdiskusi sampai sekitar pukul lima sore waktu Lombok.

Sekitar setengah enam sore, tiba di parkiran RSUD Lotim, barulah Vivi berkisah maksud dibalik kunjungannya ke rumah sakit ini. Vivi ternyata mendapat tugas mendadak, memastikan keberadaan seorang pasien gizi buruk.

Vivi, mengobrol lebih dekat lagi dengan Purnama Hadi dan ibunya. Dokpri

Vivi sudah berbekal beberapa informasi awal, termasuk ruang rawat inap si pasien. Ketika akhirnya tiba tepat di depan pasien dan keluarganya, saya masih tergagap. Samasekali tak siap harus bersikap bagaimana.

Perlahan, segera setelah Vivi mulai mengajak keluarga pasien mengobrol, barulah saya mulai teringat terapkan standar 5W1H. Syukurlah, pihak keluarga sangat kooperatif. Bahasa tubuh saya yang bisa jadi terkesan tak nyaman, tak menghalangi mereka menjawab setiap pertanyaan saya selanjutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline