Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

Pulau Padar di Kenangan Sailing Trip Labuan Bajo

Diperbarui: 9 Maret 2018   07:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Si cantik Padar Island, Labuan Bajo, NTT. Dokpri

Saya berhasil snorkeling di Pulau Kelor. Sampai kini tuliskan ulang perjalanan hari ke-2 -- dari total trip tiga hari dua malam, berlayar di atas perahu bersama teman-teman Insto Buddy dan Lambo Rajo, tak menyesal lewatkan pemandangan dari atas puncak bukit Pulau Kelor. Lambo Rajo,  phinisi serba coklat yang membawa rombongan saya datangi sisi-sisi indah Labuan Bajo.

Dua rekan blogger, teman sekamar saya telah cantik usai perayaan pagi. Dua rekaat Subuh, juga segarkan tubuh di kamar mandi Lambo Rajo. Saya? Telah terjaga dari pukul 4 pagi. Sunrise cantik pertama saya di perairan Labuan Bajo tak boleh terlewat. Telah terlalu banyak fajar cantik bumi saya abaikan di jelang setengah abad usia.

Yihha, si bukit emas berhasil menjadi koleksi foto saya. Dokpri

Tak sia-sia. Mentari pagi Labuan Bajo memang cantik. Memutar leher hampir 360 derajat, saya puaskan bidik apa pun. Saput kemerahan selalu cepat memudar, beranjak jadi oranye samar kemudian segera sepenuhnya terang. Dari atas Lambo Rajo, deretan bukit coklat dan hijau, padu padan dan memantul indah di cermin raksasa bernama Labuan Bajo. Sekali waktu, berhasil pula saya bidik, bidang keemasan tepat di satu puncak bukit. Kontras sungguh dengan lerengnya yang coklat samar, biru langit pun biru samar lautan. Cantik.

Kesendirian yang menenangkan. Dokpri

Pulau Padar

Saya masih tersihir sunrise cantik. Pun tetap sibuk bercakap sendiri -- di hati, jiwa dan batin, bahwa perjalanan ini akan penuh-penuh dengan segala serba indah, berbarengan haha hihi dengan teman trip lainnya. Mulai sedikit terkantuk-kantuk. Saya sudah terjaga di enam jam terakhir. Namun, demi mendengar harus menanjak sekian jam, baik. Mari menghitung setiap jejak, sebagai tanjakan di jalur-jalur pendakian Rinjani.

Senyum cerah, belum menanjak satu langkah pun. Dokpri

No caption *eh . Dokpri

Setapak pertama berupa tangga kayu. Nafas masih tertata, tawa dan cakap masih lancar tertukar. Lima menit sampai di dataran di ujung tangga kayu. Dua setapak mengarah ke kiri dan ke kanan. Rombongan diingatkan mengarah ke kiri, meski saya sungguh sangat ingin menyepi ke arah sebaliknya. Baik, simpan setapak ke kanan di trip berikutnya.

Pulau Padar adalah pulau ketiga terbesar di kawasan Taman Nasional Komodo, setelah Pulau Komodo dan Pulau Rinca. Pulau ini relatif lebih dekat ke Pulau Rinca daripada ke Pulau Komodo, yang dipisahkan oleh Selat Lintah. Pulau Padar tidak dihuni oleh ora (biawak komodo). Di sekitar pulau ini terdapat pula tiga atau empat pulau kecil.

Pulau Padar juga diterima sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO, karena berada dalam wilayah Taman Nasional Komodo, bersama dengan Pulau Komodo,Pulau Rinca dan Gili Motang. (Cred. Wikipedia).

Saya sungguh harus abaikan berapa menit perjalanan untuk sampai di puncak Padar. Ingin rangkai diksi seindah apa pun, mari sama merangkainya di hati, dan nikmati saja foto-foto cantik ini.

Bukit di latar foto, setapak ke kanan di ujung tangga kayu. Dokpri

Lelah di tanjakan, tunai terbayar indahnya puncak Padar. Dokpri

Dua jam sampai sepenggalah setelah tengah hari tepat, berlarian saya turuni Padar. Haus dan lapar. Saya tak suka memberatkan teman se-pendakian. Lambo Rajo sudah siapkan lagi segelas jus buah naga kental, manis yang akan dicintai pecinta kopi dan dingin. Dua piring lain potongan segar nanas dan semangka. 

Saya harus menahan diri. Teman-teman seperjalanan saya juga akan sama haus dan lapar. Sesaat segar kembali, snorkeling dan nikmati Pantai Pink Flores tenangkan langkah saya ingin segera nikmati senja di puncak Padar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline