Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

Puisi | Gadis Bergelang Tali

Diperbarui: 1 Maret 2018   15:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cred. MantraHindu Dot Com

Hidung bangirnya mungil, payungi bibir serupa kelopak mawar. Bingkai alis tebal pun hitam, sempurna di padu padan manik coklat besar pun lentik bulu mata, tak butuh pemulas agar memekat hitam. Kulit seputih susu, gadis bergelang tali bukan bidadari.

Urai rambut halusnya tak pernah benar-benar sentuh canang. Pun dua dupa wangi berujung merah meletik. Takjim katupkan tangan di dahi. Dua lengan putih pembatas, mayang hitam panjang-mahkota si gadis terjaga dari ujung dupa.

Brokat hitam dan merah berkembang, kain Sidemen senada, lekati sosoknya yang semampai. Berlengan panjang pun pendek, gelang Tridatu erati ujung lengan kanannya. Aku seringkali sesatkan diri, saling menatap, di merah, hitam dan putih. Merah hatiku terpikat surgawi raganya. Hitam asaku yang tertitip, hanya di kata-kata. Putih kasih pun cintaku, harapku berujung di satu bilik hatinya,

Gadis bergelang tali. Tunggu aku. Segala kasih dan cinta akan kukatakan keras-keras didepanmu. Tepat di gendang dan empat bilik hati. Nanti. Ketika kasih dan cinta tak ada kenal agama, suku dan bahasa. Atas kasih dan cinta, inginku padamu, semata tentang rasa.

Wahai Arin, untuk kasih dan cinta kita, bolehkah sesekali kau ceritakan: pada apa ia berdasar?

*Meninting 1 Maret

Rangkaian Puisi ARIN, rupa-rupa kisah manusia, tentang sayang dan cinta. Tentang Rasa;

#Arin2015: #1 | #2 | #3

#Arin2016: #1 | #2 

#Arin2017: #1  |#2 | #3 | #4

#Arin2018: #1  | #2 | #3 | #4 | #5 | #6

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline