Tak bisa jauh pikirku. Akanmu yang tiada sisakan ruang. Otak juga segenap rasa. Pekat ingin gumulimu.
Cecap pahit bagiku manis. Jelaga hitam halus di ujung jemari. Silau terang menggelapi manik mata. Jejakku masih juga maju.
Bolak balik rasa. Masih saja berujung padamu. Awal pun akhir. Tentangku yang tak henti meraihmu.
Kepul kenangan inginku bak embun pagi. Indah di tatapan awal, lenyap kemudian. Tapi ini aku. Berpeluh di genangan segala tentangmu.
Andai bisa memadat cadas. Kupatrimu di empat aorta. Lalu segala degup. Pula aliran air dan darah. Penuh-penuh akanmu.
Wahai kopi hitamku. Wahai rokok-rokokku. Wahai segala segala yang kucandu. Bunuh rindu ini dan kekap aku.
Selong, 14 Oktober 2017.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI