Lihat ke Halaman Asli

Muslifa Aseani

TERVERIFIKASI

Momblogger Lombok

[Semarkutigakom] Puisi | Rindui Candu

Diperbarui: 14 Oktober 2017   10:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi: Dokumentasi Pribadi

Tak bisa jauh pikirku. Akanmu yang tiada sisakan ruang. Otak juga segenap rasa. Pekat ingin gumulimu.

Cecap pahit bagiku manis. Jelaga hitam halus di ujung jemari. Silau terang menggelapi manik mata. Jejakku masih juga maju.

Bolak balik rasa. Masih saja berujung padamu. Awal pun akhir. Tentangku yang tak henti meraihmu.

Kepul kenangan inginku bak embun pagi. Indah di tatapan awal, lenyap kemudian. Tapi ini aku. Berpeluh di genangan segala tentangmu.

Andai bisa memadat cadas. Kupatrimu di empat aorta. Lalu segala degup. Pula aliran air dan darah. Penuh-penuh akanmu.

Wahai kopi hitamku. Wahai rokok-rokokku. Wahai segala segala yang kucandu. Bunuh rindu ini dan kekap aku.

Selong, 14 Oktober 2017.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline